TRIBUNNEWS.COM - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU), akan menerapkan teknologi modifikasi cuaca untuk mencegah hujan deras kembali terjadi di Jakarta.
Penyemaian awan ini sebagai upaya mencegah potensi banjir kembali di wilayah Jabodetabek.
Alat untuk menyemai awan disiapkan di Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur pada Jumat (3/1/2020).
Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Yuyu Sutisna menuturkan, upaya untuk melaksanakan modifikasi tersebut dilakukan oleh TNI AU bekerjasama dengan BPPT, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta Mabes TNI.
"Kita ketahui bahwa beberapa hari ini intensitas hujan sangat tinggi, kita melihat awan yang akan masuk ke wilayah Jakarta umumnya Jawa Barat kita akan urai sebelum masuk daratan," terang Marsekal TNI Yuyu Sutisna dalam tayangan yang diunggah di kanal YouTube mentrotvnews, Jumat (3/1/2020).
"Kita turunkan hujan di lautan atau daerah terbuka, sehingga diharapkan hujan tersebut tidak masuk ke daratan, khususnya wilayah Jakarta," tambahnya.
Sepanjang cuaca memenuhi syarat untuk penerbangan, Marsekal TNI Yuyu Sutisna menuturkan, pihaknya akan terus melaksanakan penerbangan untuk menyemai awan.
Untuk upaya modifikasi ini, pihak TNI AU menyiapkan dua pesawat untuk pengangkutan materi, yakni jenis CN295 dan Casa 212.
"Diharpakan paling tidak setiap hari bisa naik dua sortie, tergantung cuaca tentunya," ujarnya.
Dua sortie penerbangan dengan membawa garam, dimana setiap sortie untuk CN295 2,4 ton serta untuk Casa 212 adalah 800 kilogram.
Marsekal TNI Yuyu Sutisna berharap, upaya tersebu bisa efektif untuk mencegah hujan deras di Jakarta.
"Itu adalah sebagai perencanaan awal, kalau misalnya kita koordinasi dengan BPPT diperlukan lebih tinggi lagi atau lebih banyak lagi sortie nya kita akan terus dukung," terangnya.
Koordinasi dilakukan oleh pihak BNBP, meminta kepada Mabes TNI, lalu Mabes TNI akan memerintahkan kepada TNI AU.
Dalam kerja lapangan TNI AU bekerjasama dengan BPPT.
"BPPT yang mengetahui posisi awan dimana kemudian kapan kita harus terbang, kemudian mereka tahu semuanya untuk dimana ditaburnya garam ini," jelas Marsekal TNI Yuyu Sutisna.
"Sehingga awan tersebut yang sudah jenuh tidak masuk ke daratan dan bisa terurai di luar," tambahnya.
Marsekal TNI Yuyu Sutisna menuturkan, pihaknya juga tidak hanya siap di Jakarta saja.
Pihaknya juga mengantisipasi daerah-daerah yang saat hujan deras akan terjadi banjir.
"Kita ketahui hari ini awan di utara Pulau Jawa konsentrasinya sangat tinggi dan bergerak ke timur."
"Kita juga mengantisipasi kalau misalnya awan tersebut nanti masuk ke daerah Sulawesi Selatan itu juga akan terjadi banjir disana, tentunya kita akan urai," terangnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)