Pembangunan Banjir Kanal Barat yang sepanjang 17.4 km.
Pembangunan ini merupakan kompensasi atas pengalihfungsian hutan karet yang diganti dengan perkebunan teh di kawasan Puncak.
Perubahan tata guna lahan tersebut menyebabkan debit air menjadi bertambah di sejumlah sungai utama di Jakarta.
Untuk itulah, Banjir Kanal Barat dibangun untuk mengurangi resiko banjir.
Ketika Indonesia telah bebas dari penjajah, bencana banjir tampaknya masih belum mau lepas dari Jakarta.
Pada 1976, 1996, 2002, 2007 dan hingga sekarang, banjir masih kerap kali menghampiri Jakarta.
Hal ini menunjukkan, dari masa kepemimpinan JP Coen hingga setiap kepemimpinan Gubernur-gubernur Jakarta, masalah banjir masih menjadi pekerjaan rumah.
Bencana banjir yang terjadi di Jakarta juga pernah tercatat dengan status bencana nasional.
Misalnya pada 2002 dan 2007.
Pada 2002, banjir yang mengenanggi wilayah Jakarta menewaskan dua orang dan membuat 40 ribu orang mengungsi.
Sementara pada 2007, tercatat 80 orang dinyatakan tewas dan jumlah penduduk yang mengungsi mencapai 320 ribu orang.
Ini merupakan banjir terbesar dan terparah dalam sejarah Jakarta.
Pemerintah sudah melakukan banyak cara untuk menanggulangi bencana banjir.
Misalnya membangun kanal, pengerukan sungai, normalisasi waduk, sungai, dan perbaikan drainase.