TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Imam Jumhari (47), keluarga 4 korban meninggal akibatĀ keracunan gas mesin genset nyaris tak percaya saat menemukan keluarganya tak bernyawa.
Dia menemukan adik iparnya Mahmudi (35) bersama Ayu Maryana (29) dan keponakannya Selvia (9) beserta Maheza (5), dalam kondisi tak bernyawa di kontrakannya, Jalan Kayu Mas Selatan, Pulo Gadung, Jakarta Timur, pada pukul 23.00 Selasa (2/1/2020) kemarin.
Imam menceritakan bahwa sejak Rabu pagi, listrik di kawasan Pulo Gadung dipadamkan secara menyeluruh saat banjir melanda kawasan Jakarta.
Namun demikian, permukimannya tak terendam banjir.
Mahmudi kemudian menyalakan mesin genset yang biasa digunakannya untuk menghidupkan mesin pemutar pembuat gulali.
Baca: Satu Keluarga di Pulogadung Tewas Diduga Akibat Keracunan Asap Genset, Ini 5 Bukti Versi Polisi
Baca: Satu Keluarga Tewas Akibat Keracunan Gas Genset di Jakarta Timur, Hidung Korban Mengeluarkan Darah
"Dia memang punya genset buat jualan gulali. Dari jam 7 pagi dinyalakan. Ditaruh di dalan belakang pintu, dalam rumah. Karena waktu itu semuanya masih mati lampu," kata Imam di lokasi.
Ia memang biasa mengunjungi kontrakan keluarga adiknya yang tinggal bersebelahan saja.
Kala itu, baik Mahmudi dan Ayu sedang sibuk mengerjakan kerajinan Ondel-ondel.
Genset masih terus menyala hingga pukul 22.00 WIB. Imam kemudian pulang ke rumah, keluarga Mahmudi pun bergegas tidur lantaran hujan deras mengguyur kawasan tersebut.
Ia tak menyangka bahwa momen tersebut menjadi pertemuan terakhirnya bersama 4 korban.
"Itu terakhir saya ketemu, terus saya masuk rumah. Genset itu kan suaranya keras sekali. Jam 3 pagi pas tanggal 2, saya kebangun, sudah enggak ada suara gensetnya mati. Mungkin kehabisan bahan bakar," ucapnya.
Listrik kembali dinyalakan pada pukul 08.00 WIB, Selasa (2/1/2020). Imam tak sempat mengunjungi para korban lantaran kesibukannya.
Namun, listrik di rumah Mahmudi padam lantaran kehabisan token.
Ia tak menaruh kecurigaan dan mengira bahwa 4 anggota keluarganya tersebut masih terlelap.