Gedung tersebut ambruk diduga karena kondisi bangunan yang sudah lapuk dan tidak kuat menahan air hujan.
Dilaporkan WartaKota.com, Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Budi Purnama mengatakan beberapa bagian gedung sudah lapuk karena air.
"Kita lihat gedung ini tulang-tulang tidak menyambung, dan kelihatan beton sudah lapuk dan basah," kata Budi.
Berdasar pengecekan anggota Rescue Basarnas Jakarta, Rifan Kusrianto, terdapat genangan di ruko bagian atas.
"Gedung ini sendiri tidak aman, karena di ruko bagian atas itu terdapat genangan air."
"Jadi untuk air sendiri tidak ada akses untuk turun," jelas Rifan.
Dikatakan, gedung tersebbut tidak memiliki akses pembuangan air di bagian roff top atas gedung.
"Jadi untuk bagian lantai 4 dan 3 rata-rata plafonnya itu sudah terjadi rembesan air," ungkap Rifan.
3. Pemrov DKI: konstruksi rapuh
Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan DKI Jakarta, Heru Hermawanto menduga gedung roboh di Slipi, Jakarta Barat, disebabkan oleh konstruksi bangunan yang rapuh.
Namun untuk lebih jelasnya, Dinas Cipta Karya akan memeriksa penyebab bangunan yang roboh itu.
"Kami coba kaji pelajari permasalahan kenapa roboh. Kalau kami lihat sepintas, kualitas bangunan ini kayaknya terlalu rapuh, konstruksi rapuh," ujar Heru, dikutip dari Kompas.com, Senin (6/1/2020).
Selain itu, Heru menduga konstruksi bangunan rapuh karena dinding beton terlepas dari kerangka bangunannya.
Gedung roboh di Jalan Brigjen Katamso, Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat, Senin (6/1/2020) pagi. (KOMPAS.com/ BONFILIO MAHENDRA WAHANAPUTRA LADJAR)
Saat ini, pihaknya akan memastikan penyebab bangunan roboh itu setelah polisi selesai melakukan penyelidikan.