News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polemik Revitalisasi Monas, Pengamat Tata Kota: Harusnya Gubernur DKI Fokus Atasi Banjir

Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengamat Tata Kota, Nirwono yoga

TRIBUNNEWS.COM - Proyek revitalisasi di kawasan Monas menimbulkan pro dan kontra disejumlah kalangan.

Satu diantaranya yakni Pengamat Tata Kota, Nirwono Yoga.

Nirwono menyebut revitalisasi Monas tidak ada urgensinya.

Ia juga menegaskan, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan seharusnya lebih fokus mengatasi banjir di ibu kota.

Pernyataan ini ia sampaikan dalam program Apa Kabar Indonesia Malam yang dilansir kanal YouTube Talk Show tvOne, Sabtu (25/1/2020).

Sebelumnya, Nirwono menyinggung terkait banjir yang terjadi di Jakarta.

Menurutnya banjir yang terjadi di wilayah ibu kota ini dikarenakan sistem drainase yang buruk.

(YouTube Talk Show tvOne)

"Sebenarnya juga tidak mengherankan (terjadi banjir di Jakarta) karena sistem drainase kita itu hanya berfungsi dengan baik sekira 33%," ujarnya.

"Karena mulai dari ukuran dimensi saluran air, sistem keterhubungannya antara mikro, meso sampai makro tidak terhubung dengan baik," jelasnya.

"Belum kalau bicara didalam salurannya sendiri ada lumpur, sampah," imbuhnya.

Sehingga menurut Nirwono hal ini seharusnya menjadi satu diantara PR besar Pemprov DKI untuk merehabilitasi sistem saluran drainase Jakarta.

Selain itu, jika dilihat banjir secara keseluruhan, saat ini Jakarta sangat membutuhkan lebih banyak daerah resapan air.

"Banjir dari Januari sampai dengan minggu ketiga ini, menunjukkan bahwa daerah membutuhkan lebih banyak daerah resapan air baru," ujarnya.

"Kemudian membutuhkan lebih banyak pohon sebagi alat peresapan air," imbuhnya.

Revitalisasi Monas, Jakarta Pusat, Senin (20/1/2020). (KOMPAS.COM/CYNTHIA LOVA)

Sehingga dilihat dalam konteks tersebut, adanya revitalisasi di kawasan Monas dinilai tidak memiliki urgensi sama sekali.

"Kalau kita lihat dari waktunya, ini (revitalisasi Monas) sebenarnya bukan waktu yang tepat, sama sekali," jelasnya.

"Karena dalam konteks inilah pembangunan revitalisasi monas menjadi tidak urgensi," imbuhnya.

"Maka dari itu tidak heran kalau kemudian masyarakat menolak revitalisasi Monas apalagi beberapa wilayah DKI tergenang banjir," jelasnya.

Nirwono kemudian menilai penolakan adanya revitalisasi Monas ini sebagai tanda masyarakat ingin agar Pemprov DKI fokus menangani banjir.

"Nah inilah sebenarnya tuntutan dari masyarakat agar Pemprov DKI lebih fokus menangani banjir dulu," ujarnya.

"Apalagi laporan dari BMKG puncak musim hujan yang diperkirakan terjadi pada awal Februari ini kan harusnya fokus ke sana," imbuhnya.

Ia kemudian meminta Anies Baswedan untuk dapat memastikan agar banjir menjadi fokus utama dari kinerja pemerintah saat ini.

"Nah inilah menurut saya yang menjadi perhatian Pak Gubernur untuk memastikan bahwa pemerintah fokus dalam antisipasi banjir," jelasnya.

Revitalisasi Monas Perlu Dikaji Ulang

Sebelumnya ditempat berbeda, Nirwono Yoga sempat mengungkapkan revitalisasi di kawasan Monas ini diperlukan pengkajian ulang.

Nirwono menganggap program revitalisasi Monas saat ini belum dianggap mendesak.

"Kalau melihat dari tingkat urgensinya kegiatan revitalisasi Monas ini belum dianggap mendesak," ujarnya yang dilansir kanal YouTube Kompas TV, Sabtu (25/1/2020). 

Nirwono juga berpendapat seharusnya Pemprov DKI Jakarta lebih memperbanyak daerah resapan air dibanding menjalankan program tersebut.

"Artinya kalau kita bicara konteksnya apalagi kemarin Jakarta baru terdampak banjir maka harusnya yang dilakukan Pemprov DKI membangun lebih banyak lagi daerah resapan air atau ruang terbuka hijau baru," kata Nirwono.

"Bukan yang sudah ada kemudian direvitalisasi," imbuhnya.

"Dengan demikian Jakarta akan lebih siap lagi untuk mengantisipasi banjir," jelas Nirwono.

Pengamat Tata Kota in juga mengatakan program revitalisasi Monas saat ini tidak ramah lingkungan.

Hal ini dikarenakan Pemprov DKI melakukan penebangan sekitar 190 pohon dalam menjalankan program tersebut.

"Dari kami lihat, teknik pembangunannya pun kegiatan revitalisasi Monas ini bisa dikatakan ramah lingkungan," jelasnya.

"Apalagi dengan menebang 190 pohon," imbuhnya.

"Seharusnya kalau memang ideal kedepan pembangunan ini ingin ramah lingkungan, bagaimana untuk mempertahankan 190 pohon bahkan menambah pohon baru," jelasnya. (*)

(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini