Ameliza, Putri, Silvi, Lilis, dan belasan nama PSK lainnya tercantum di bungkus-bungkus tisu tersebut.
Setiap PSK punya tisunya sendiri-sendiri untuk dipakai mengelap sperma para tamu dari tubuh mereka.
Dan, malam kemarin, puluhan tisu itu belum sempat dibawa para pemiliknya sebelum mengosongkan Stand Bolang jelang razia.
Tak hanya tisu, TribunJakarta.com juga menemukan sebuah kardus yang di dalamnya terdapat dua buah buku catatan dengan judul sampul "Kamar".
Ketika dilihat, di dalam buku itu berisi berisi catatan transaksi PSK yang bekerja di tempat hiburan tersebut.
Sama seperti di bungkus tisu, nama-nama PSK yang tadi disebutkan juga tercantum dalam buku catatan itu.
Nama-nama dalam buku itu tercatat dengan tanggal bekerja mereka dan coretan jumlah tamu yang mereka layani dalam sehari.
Nyatanya, seperti tertulis di buku itu, sebelum ada penggerebekan dan penyegelan Rabu malam, para PSK ini sempat melayani pelanggan.
Tercatat pada tanggal 29 Januari 2020 seorang PSK bernama Atun sempat melayani satu pria.
Selain Stand Bolang, saya juga menyambangi tempat prostitusi lainnya di gang Royal yang tidak dipasangi papan nama.
Tempat prostitusi itu berbentuk bangunan dua lantai yang menyambung dengan kontrakan yang dihuni warga bernama Nani.
Kontrakan yang ditempati Nani, malam tadi, dihuni dirinya sendiri dan beberapa saudaranya.
Ketika masuk ke dalam kontrakan tersebut, terdapat monitor menampilkan hasil siaran langsung CCTV yang terpasang di sepanjang gang Royal.
Ketika ditelusuri ke bagian dalam kontrakan, ternyata ada pintu rahasia yang menyambungkan ke bangunan di sebelahnya.