News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pengakuan Calon Pengantin yang Nyaris Kena Tipu Wedding Organizer Pandamanda: Sudah Curiga dari Awal

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Ayu Miftakhul Husna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tersangka dugaan penipuan dana jasa penyelenggaraan pernikahan, AS, ditangkap polisi di bilangan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, Senin (3/2/2020) lalu.

TRIBUNNEWS.COM - Wedding Organizer Pandamanda, yang berkantor di bilangan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, menjadi sorotan publik pasca pemiliknya, AS, dilaporkan atas dugaan penggelapan dana pernikahan.

AS pun kini telah ditetapkan sebagai tersangka.

Kapolres Metro Depok, Kombes Azis Andriansyah menyatakan jumlah pelapor kasus ini sudah tembus 40 calon mempelai.

Keempat puluh pelapor itu baru akan melangsungkan pernikahan dalam beberapa waktu ke depan.

Akan tetapi, mereka sudah menyetor sebagian maupun seluruh harga paket pernikahan pada Pandamanda.

AS, pemilik wedding organizer Pandamanda, tersangka penipuan puluhan calon pengantin digelandang di Mapolrestro Depok, Pancoran Mas, Rabu (5/2/2020). (TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma)

"Yang berpotensi menjadi korban sampai saat ini sudah 40 calon korban.

Bisa jadi jumlah calon korban itu berkurang jika dia bisa melaksanakan (pernikahan) dengan baik di bulan-bulan ke depan," jelas Azis, seperti yang diberitakan Kompas.com, Rabu (5/2/2020) sore.

Seorang calon pengantin asal Bekasi, Diana, mengaku nyaris menggunakan jasa wedding organizer ini untuk pesta pernikahannya yang akan digelar pada Juni 2020.

Ia pun telah menghubungi pihak Pandamanda pada 16 Desember 2019, silam.

Namun, Diana batal bekerja sama dengan wedding organizer tersebut karena merasa janggal saat melihat daftar harga yang diberikan.

"Batal pakai Pandamanda karena emang udah curiga dari awal," ungkap Diana pada Tribunnews.com, Rabu (5/2/2020) malam.

"Pandamanda memberikan price list seperti salinan dari orang lain, sedangkan saya nggak mau yang seperti itu, maunya bersangkutan dengan orangnya langsung, tanpa pihak ketiga," tambahnya.

Selain itu, Diana juga mencurigai penawaran menggiurkan yang diberikan oleh Pandamanda.

"Sudah mulai curiga juga sama harga yang sangat murah itu, alhamdulillah nggak tergiur harga murah," kata Diana.

Diana pun menunjukkan paket pernikahan senilai Rp 50 juta yang pernah ditawarkan Pandamanda padanya.

Menurut keterangan dalam daftar harga tersebut, paket pernikahan senilai Rp 50 juta itu dapat digunakan untuk kapasitas 250 tamu undangan.

Paket pernikahan tersebut juga sudah meliputi katering, dekorasi, rias dan busana, dokumentasi, MC, hiburan, hingga perlengakapan lainnya.

Paket pernikahan yang ditawarkan Wedding Organizer Pandamanda.

Kendati telah merasa curiga sejak awal, Diana mengaku sangat kaget ketika pertama kali mendengar Pandamanda tersandung kasus penipuan.

Menurutnya, selama ini Pandamanda dipandang sebagai wedding organizer yang berkelas di kawasan Jakarta.

"Kaget banget karena memang dia (Pandamanda) sering mempublikasikan hasilnya (yang terlihat) bagus dan berkelas gitu di kawasan Jakarta," tutur Diana.

"Saya juga belum pernah denger dia menerima komplain tapi ternyata dia menipu," tambahnya.

Lebih lanjut, Diana menuturkan, dirinya berharap para calon pengantin bisa lebih berhati-hati saat memilih wedding organizer dan tidak mudah tergiur dengan tawaran harga yang murah.

Wedding Organizer Pandamanda Juga Gelapkan Dana Vendor

Dilansir dari Kompas.com, rupanya Wedding Organizer Pandamanda bukan hanya menyelewengkan dana para calon pengantin yang hendak menggunakan jasanya.

Pandamanda diketahui juga menggelapkan dana sejumlah penyedia jasa (vendor) yang bekerjasama dengannya.

Seorang pemilik vendor sound system panggung pernikahan, Lea Ghozal, mengaku sudah memasuki tahun keduanya bekerjasama dengan Pandamanda.

"Saya sudah hampir 2 tahun kerja sama dengan Pandamanda.

Dia itu hanya salah satu wedding organizer saja yang saya kerja sama," ujar Lea kepada wartawan di Mapolres Metro Depok, Jawa Barat, Rabu (5/2/2020) sore.

"Lancar sih lancar biasanya, tetap dibayar walaupun telat. Awal-awal ikut itu lancar," imbuhnya.

Seiring berjalannya waktu, Lea mulai menyadari adanya masalah keuangan pada Pandamanda.

Menurutnya, hal itu tampak dari cara Pandamanda melunasi tunggakan pada perusahaan Lea.

"Jadi gini dia sistemnya, ketika saya mau ikut event selanjutnya, event yang minggu lalu baru dilunasin.

Jadi gali lubang, tutup lubang," terang Lea.

Dengan caranya tersebut, menurut Lea, pihaknya otomatis terikat dengan perusahaan AS.

"Begitu kan otomatis saya harus terikat dengan dia.

Saya dikasih jadwal dulu ke depan, baru dibayarkan event yang minggu lalu," kata Lea.

Begitu modus AS berutang pada Lea selama setahun awal.

Namun, tiga pesta pernikahan terakhir, Pandamanda betul-betul gagal bayar.

"Saya sendiri belum dibayarkan (untuk sewa sound system pernikahan) di Cikarang, Cengkareng, dan di Bella Vista (Bekasi). Paketannya Rp 2 jutaan. Jadi totalnya Pandamanda utang ke saya Rp 6,2 juta," jelas Lea.

"Itu harga paket untuk 2.000 watt. Kecil gedungnya," tambah dia.

Penggelapan dana oleh Pandamanda terungkap setelah salah satu klien melapor ke polisi karena pesta pernikahannya tak dilengkapi katering yang dananya sudah ditransfer ke rekening Pandamanda pada Minggu (2/2/2020).

Menurut AS, masalah itu disebabkan oleh mismanajemen yang berujung keterlambatan pengiriman semata.

Kini, AS dijerat Pasal 378 KUHP tentang penipuan.

Ia diancam kurungan maksimal 4 tahun.

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta) (Kompas.com/Vitorio Mantalean)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini