TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Wakil Bidang Humas SMA 12 Kota Bekasi, Irnatiqoh buka suara terkait keseharian Wakepsek yang memukul siswa karena terlambat.
Irnatiqoh tak menyangka jika rekan gurunya melakukan tindakan kekerasan kepada siswa.
Seperti diketahui, beredar video viral guru SMA di Bekasi diduga melakukan pemukulan terhadap siswanya.
Lokasi sekolah itu diketahui berada di Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi.
Peristiwa itu terjadi pada Selasa pagi (11/2/2020).
TONTON JUGA:
Irnatiqoh menceritakan kejadian sebenarnya di balik viralnya video guru pukul siswa.
Menurutnya, kejadian tersebut berawal ketika 172 siswa datang terlambat dan pelanggaran lainnya.
Padahal, biasanya paling banyak 20 siswa.
• Curhat Pilu Bolot 2 Tahun Jadi Badut Mampang, Uang Ngamen Dibelikan Motor Tapi Malah Digadai Anak
Berdasarkan tata tertib sekolah, siswa yang terlambat dan tak mengenakan atribut lengkap sekolah maka dikumpulkan untuk mendapatkan pembinaan.
"Intinya teman-teman kita (guru yang ada pada video) itu ingin mendisiplinkan anak-anak cuma, caranya aja yang kurang tepat," ujar Irnatiqoh.
Irna menjelaskan oknum guru yang melakukan tindakan kekerasan itu berinisal I dan menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan.
Oknum guru I itu juga telah mengajar di sekolah sejak awal berdiri sekolah itu pada tahun 2005.
Tak hanya itu, Irna juga menjelaskan keseharian pelaku yang dikenal pandai.
"Beliau itu secara memberikan materi itu bagus orangnya sangat pandai. Dan beliau termasuk penulis buku terutama di bidang beliau yaitu geografi dan sosiologi. Cuman beliau agak temperamen," aku Irnatiqoh.
• Tak Cuma Pijat, Teddy Beberkan Pekerjaannya Selama di Amerika Hingga Punya Tabungan Rp 2 M
Ia mengaku pihaknya kecolongan.
Sebab, seharusnya guru itu selalu dalam pengawasan karena khawatir atas karakternya tersebut.
"Saya kemarin memang kecolongan, anak-anak saya bawa masuk ke lapangan. Pas di lapangan saya pilih, yang putra siapa yang pimpin kasih pembinaan itu, yang putri siapa. Tapi saya engga ada di situ karena ada tamu orang tua siswa, saya baru tinggal, balik lagi mau ke ruangan saya sudah terjadi seperti itu," ucap Irnatiqoh.
Akan tetapi, sebenarnya tindakan yang dilakukan oknum guru tersebut baik untuk melakukan pembinaan.
Tapi caranya tidak tepat dan berlebihan.
"Tapi saat kejadian kemarin, guru itu langsung minta maaf dan jelaskan kalau yang dilakukan agar jangan diulangi lagi. Saya yang datang juga langsung menyetop tindakan itu," jelas dia.
Selama ini pihak sekolah yang menyandang predikat A itu, selalu mengedepankan kedisiplinan kepada siswanya.
Siswa yang telat datang ke sekolah bakal diberikan pembinaan sebelum masuk ke ruang kelas.
• Lucinta Luna Terjerat Narkoba, Komentar Astrid Tiar Buat Gisella Anastasia Kaget: Emang Iya?
"Kita masuk 6.45 WIB, 15 menit itu dipakai buat tadarusan dan beri keringanan siswa sampai jam 7, tapi kalau datang diatas jam 7 kita berikan pembinaan," aku Irnatiqoh.
Selama ini siswa yang terlambat dan melanggar tata tertib sekolah mendapatkan pembinaan dengan cara memberikan pemahaman pentingnya kedisipilinan.
"Biasanya kami stop di situ setelah anak-anak selesai literasi dan tadarus kita bawa ke lapangan kemudian kita catat, dan sampaikan wejangan-wejangan. Engga pernah kita kontak fisik," tegas Irnatiqoh.
Dicopot jabatan
Guru SMA berinisial I yang memukul anak muridnya karena terlambat telah dicopot dari jabatan Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan.
Sanksi diberikan oleh Dinas Pendidikan Jawa Barat terhadap I.
Hal itu diungkap Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto saat berkunjung ke sekolah SMAN 12 Bekasi.
"Tentunya ada sanksi yang diberikan, sekolah akan mengambil sikap sesuai dengan stratanya. Nanti dari Kantor Cabang Dinas Pendidikan Jawa Barat melihat itu, respons dari provinsi sangat cepat, sanksinya dibebastugaskan," ujar Tri saat ditemui di SMAN 12 Jakarta, Rabu (12/2/2020).
Pihak sekolah pun telah mengetahui kabar itu. Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas Irna Tiqoh mengatakan, I sudah dinonaktifkan dari jabatannya.
"Beliau sudah dinonaktifkan sebagai kesiswaan sudah ada SK dari Jawa Barat, kan dia tugasnya sebagai wakil kesiswaan," ucap dia.
Meski demikian, ia sampai saat ini masih berstatus guru dan pengajar di SMAN 12.
"Masih (guru dan mengajar), belum tahu kalau sanksi lanjutannya bagaimana," tutur dia. (TRIBUNJAKARTA/WARTAKOTA/KOMPAS)