Kontaminasi pada dua warga Batan Indah itu diyakini tidak berdampak biologis karena dosisnya di bawah NDB.
Sekretaris Utama Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), Hendrianto Hadi Tjahyono, menduga dua warga yang terkontaminasi itu akibat memakan buah dari pohon di sekitar area sumber radiasi.
Beberapa pohon sudah dinyatakan terkontaminasi karena menyerap zat radioaktif melalui akarnya.
"Saya kira kalau kontaminasi itu bukan terpapar. Kontaminasi mungkin saja dia pernah kan di situ ada tanaman, misalkan tanaman jeruk, mungkin saja dia pernah memetik jeruk itu meminum jeruk itu," ujar Hendrianto di Kantor Pemkot Tangsel, Jalan Maruga, Ciputat, Jumat (21/2/2020)
Hendrianto mengatakan, sembilan orang yang diperiksa itu adalah warga yang tinggalnya berdekatan dengan area sumber radiasi.
"Orang-orang yang random terpilih, yang tinggal di rumah-rumah terdekat dengan lokasi," ujarnya.
Pengakuan warga
Kusno (64), adalah salah satu warga Perumahan Batan Indah, Kademangan, Setu, Tangerang Selatan (Tangsel) yang diperiksa whole-body counting (WBC) terkait paparan radioaktif di perumahan itu.
Pemeriksaan itu dilakukan atas rekomendasi Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), di Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi (PMKR), Pasar Jumat, Jakarta Selatan.
Kusno mengatakan, meskipun hasil resminya belum keluar, namun ia mengetahui dirinya bebas paparan radioaktif di atas normal pada tubuhnya.
"Saya kebetulan normal enggak nongol apa-apa," ujar Kusno ditemui di rumahnya di Batan Indah, Kamis (20/2/2020).
Kusno sendiri sudah akrab dengan mesin pemeriksa WBC, karena sudah puluhan tahun kerja di Badan Teknologi Nuklir Nasional (Batan).
"Sering, karena saya bekerja di medan radiasi. Saya dicek internal di dalam tubuh saya. Kebetulan enggak ada yasudah senang," ujarnya sambil tersenyum.