Basuki hanya satu dari ribuan warga Jakarta yang menjadi korban banjir yang terjadi di akhir pekan kemarin.
Beruntung, ia tak sampai mengungsi karena sisa-sisa kotoran dari banjir sudah dibersihkan dengan tangan sendiri, meski ia tidak akan tidur nyenyak dalam beberapa hari ke depan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Minggu (23/02) pukul 09.00 WIB, hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi Minggu dini hari membuat 55 kelurahan di Jakarta terendam banjir. Jumlah pengungsinya mencapai 846 jiwa.
Dalam situs resminya, BNPB menyatakan banjir disebabkan curah hujan tinggi dan air dari luapan sungai.
Bagaimana prediksi BMKG?
Badan Meteorologi Klomatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi wilayah Jakarta dan sekitarnya masih diguyur hujan lebat hingga tiga hari ke depan.
Prakirawan cuaca BMKG, Irsal Yuliandri mengatakan, hujan akan berlangsung di pertengahan malam dan dini hari.
"Intensitasnya bisa sedang hingga lebat disertai dengan kilat petir," kata Irsal saat dihubungi BBC News Indonesia, Ahad (23/02).
Lebih lanjut Irsal mengatakan, secara umum cuaca ekstrem akan berlangsung hingga Maret 2020 mendatang, termasuk wilayah Jabodetabek.
"Untuk Sumatera bagian selatan, kemudian sebagian Jawa mulai dari Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogjakarta, Jawa Timur, Bali, NTB hingga NTT memang dari bagian iklim klimatologi BMKG prakiraan puncak musim hujannya di bulan Februari dan Maret," katanya.
Apa langkah Pemprov DKI Jakarta?
BBC News Indonesia mencoba mengkonfirmasi Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Juaini tentang solusi banjir. Namun hingga Minggu petang, teleponnya belum aktif.
Dalam keterangan sebelumnya, Juaini mengatakan dalam jangka pendek Pemprov DKI Jakarta akan memaksimalkan pompa penyedot air.