Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pohon besar roboh di dekat rumah dinas Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan, kawasan Taman Suropati, Jakarta Pusat, Selasa (25/2/2020).
Menurut petugas dari Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Rahmat, mengatakan robohnya pohon ini terjadi pada sekira pukul 08.00 WIB.
Rahmat menyatakan, pohon ini tiba-tiba roboh saat setelah hujan mereda.
"Tiba-tiba saja pohonnya roboh, kira-kira pukul 08.00 WIB setelah hujan reda," kata Rahmat saat ditemui, di lokasi, Selasa siang (25/2/2020).
Dia melanjutkan, saat itu dirinya sedang bekerja membersihkan sampah di Taman Suropati.
Tiba-tiba Rahmat mendengar suara kencang dan melihat pohon itu ambruk.
"Saya sedang memungut sampah, tiba-tiba dengar suara bruk, tahunya pohon ambruk," jelas Rahmat.
• Gubernur Anies Baswedan Akui Lebih dari 200 RW di Jakarta Terendam Banjir
Tak ada korban atas insiden tersebut.
"Aman tidak ada korban," tegas Rahmat.
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi, pohon yang roboh ini membikin bebatuan di trotoar jalan, rusak.
Sejumlah petugas yang mengenaka atribut dari Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta mengangkut sisa batang pohon tersebut.
Mereka menggunakan gerobak guna mengangkut batang pohon.
Anies Bicara Banjir
Sejumlah wilayah di Jakarta kembali terendam banjir, Selasa (25/2/2020) pagi, setelah hujan mengguyur sejak Senin (24/2/2020) malam.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, informasi yang diterimanya, lebih dari 200 RW di Ibu Kota terkena dampak banjir.
Ketika disinggung banjir yang sudah berkali-kali terjadi di Jakarta sejak Tahun Baru 2020, Anies enggan berkomentar banyak.
Anies mengatakan, konsentrasi pihaknya saat ini menangani korban banjir.
"Sekarang konsentrasi pada penanganan, cuaca seperti ini masih akan terjadi beberapa waktu ke depan," ucap Anies saat memantau Pintu Air Manggarai, Jakarta, Selasa pagi.
Baca: BREAKING NEWS: Istana Presiden Ikut Terendam Banjir
Anies menyinggung ramalan BMKG pada Desember 2019 lalu, bahwa cuaca ekstrem akan terjadi hingga Maret 2020.
Anies enggan berkomentar lagi ketika ditanya antisipasi Pemprov DKI menghadapi cuaca ekstrem tersebut.
"Cukup," kata Anies sambil berjalan meninggalkan para wartawan.
Pada awal pernyataan, Anies mengatakan, banjir yang terjadi Selasa pagi, karena curah hujan yang tinggi, bukan karena aliran dari hulu di Bogor.
Seperti di Pintu Air Manggarai, sempat berada pada level Siaga I dan kini turun menjadi Siaga II.
Menurut Anies, seluruh jajaran Pemprov DKI saat ini berada di lapangan untuk membantu warga yang terdampak banjir.
Anies mengatakan, bagi warga korban banjir yang membutuhkan bantuan, bisa menghubungi 112.
Warga juga bisa datang ke kantor kelurahan terdekat.
"Kita akan bantu respons semua yang jadi kebutuhan masyarakat," ucap Anies.
Untuk saat ini, kata Anies, pihaknya sedang konsentrasi pada penanggulanan bencana.
"Semua sumber daya kita siapkan untuk terjun ke lapangan. Semua kegiatan Pemprov difokuskan di lapangan. Semua pertemuan, rapat batal semuanya, turun ke lapangan," ucap Anies.
Penjelasan BMKG
Pada saat ini, beberapa wilayah Indonesia sedang dilanda cuaca ekstrem. Salah satu yang paling mencuri perhatian adalah banjir di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya yang terjadi hari ini (25/2/2020).
Beberapa pemukiman terendam, dan beberapa ruas jalan hingga jalan tol tergenang sehingga tak dapat dilalui. Bahkan, kompleks istana kepresidenan pun sempat kebanjiran.
BMKG mencatat bahwa genangan serta banjir terjadi di beberapa wilayah DKI Jakarta, seperti emayoran, Pulo Gadung, Pulomas, Manggarai, Halim, dan Sunter.
Menurut BMKG, penyebab cuaca ekstrem ini adalah Eks- Siklon Tropis Esther dan Siklon Tropis Ferdinand.
Keduanya berpengaruh terhadap kondisi curah hujan lebat dan gelombang tinggi di beberapa wilayah Indonesia, dan menjadi penyebab hujan berintensitas sedang hingga lebat dengan durasi yang cukup lama yang turun pada dini hari hingga pagi ini (25 Februari 2020) di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
Berdasarkan hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pada Senin (24/2/2020), Eks-Siklon Tropis Esther terpantau berada di Daratan Australia.
Titik koordinat eks- siklon tersebut berada pada 16.7 LS dan 137.3 BT, atau sekitar 980 kilometer sebelah selatan barat daya Merauke, dan bergerak ke barat menjauhi wilayah Indonesia.
Eks-Siklon Tropis Esther ini semakin melemah dan mulai punah pada hari yang sama, pukul 16.00 WIB.
Sementara itu, Siklon Tropis Ferdinand terpantau berada di Hindia selatan Nusa Tenggara Barat, pada titik koordinta 14.6 LS dan 117.4 BT, atau sekitar 630 kilometer sebelah selatan Waingapu.
Siklon Tropis Ferdinand ini bergerak ke selatan daya menjauhi wilayah Indonesia.
Namun, diperkirakan intensitas siklon yang satu ini akan meningkat dalam 24 jam, terhitung kemarin dan bergerak ke arah Barat hingga Barat Daya.
Dampak Esther dan Ferdinand
Meskipun, Eks-Siklon Tropis Esther sudah punah dan Siklon Tropis Ferdinand bergerak menjauhi wilayah Indonesia, tetapi keduanya ikut memicu peluang hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan gelombang tinggi di beberapa wilayah Indonesia.
Berikut rinciannya:
Hujan sedang hingga lebat
- Jawa
- Bali
- Nusa Tenggara Barat
- Nusa Tenggara Timur
Gelombang tinggi 1.25 - 2.50 meter
- Samudera Hindia selatan Kupang hingga Pulau Rote
- Perairan selatan Kupang hingga Pulau Rote
- Pulau Sawu bagian utara
- Laut Sawu bagian selatan
- Selat Sumba bagian barat
- Selat Sape bagian selatan
- Laut Arafuru bagian barat
- Laut Arafuru bagian timur Kepulauan Aru
- Perairan Kepulauan Kai
- Perairan selatan Pulau Seram
- Perairan Kepulauan Tanimbar
- Perairan Yos Sudarso
Gelombang tinggi 2.50 - 4.00 meter
- Perairan selatan Jawa Timur
- Samudera Hindia selatan Jawa Timur
- Selatan Nusa Tenggara Barat
- Samudera Hindia selatan Pulau Sumba hingga Pulau Sabu
- Laut Arafuru bagian tengah
- Laut Arafuru bagian timur
- Laut Arafuru bagian selatan Merauke