Ia kemudian menyinggung soal drainase yang belum berfungsi dengan baik di seluruh wilayah DKI Jakarta.
"Karena apa? Kita sekarang ini nggak yakin bahwa drainase yang ada di seluruh Jakarta ini terkoneksi dengan baik."
"Tanpa ada sumbatan-sumbatan, padahal kita ada anggaran khusus banjir ini sekira Rp 1,5 triliun," ungkapnya.
Menurutnya, untuk menganani persoalan banjir di Jakarta, harus ada komunikasi yang baik dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Baca: Komisi V DPR Ungkap Kekecewaan Karena Anies, Ridwan Kamil & Wahidin Halim Tak Hadiri Rapat Banjir
Baca: Geram Tanggapi Keluhan Banjir Jakarta di ILC, Geisz Chalifah: Sekian Puluh Tahun Kita Rusak Kota Ini
Tak hanya itu, pemerintah DKI Jakarta harus bekerja sama dengan daerah penyangga lain seperti bogor dan juga pemerintah pusat.
"Jadi artinya walaupun saya wakil gubernur kita harus punya koordinasi dan sinergitas antar SKPD,
"jangan egosentrisnya, egosentrisnya masih ada sekarang," terangnya.
Ia juga mengimbau untuk persoalan banjir ini harusnya semua pihak tak saling menyalahkan.
"Jadi semuanya harus terorganisasi dengan baik, jangan saling menyalahkan, kita gunakan perdayakan optimalisasi anggaran budget di 2020 ini," terangnya.
Dalam persoalan banjir yang melanda DKI Jakarta, Nurmansjah meragukan soal fungsi drainase yang tidak terkoneksi dengan baik.
Baca: Saat Banjir Tengah Merepotkan Jakarta, Kepala BPBD Mundur, Anies Baswedan: Sama Sekali Tak Terganggu
Baca: DPRD DKI Bentuk Pansus Banjir di Jakarta, PKS: Biasa Saja, Tak Perlu Dikhawatirkan
Ia kemudian berujar, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan harus segera punya pendamping, yakni wakil gubernur agar bisa membantu tugasnya dalam penanganan persoalan banjir di Jakarta.
"Saya nggak yakin iterkoneksi drainase tersier, saluran mikro yang ada di Jakarta."
"Ini maslaahnya Pak Anies masih terlalu lama sendiri, kudu harus cepat ada wagub."
"Supaya menemani dan meyakinkan koneksi seluruh saluran terhubung dengan baik," tegasnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)