“Ketidakpatuhan di Italia misalnya disebabkan tidak sepenuhnya publik terinformasi dengan baik, terkait ancaman sebenarnya dari Covid-19,” tutur founder lembaga survei KedaiKOPI ini.
Pada konteks tersebut, kata Hendri, PSBB di Jakarta dan di beberapa wilayah lain di Indonesia harus diterapkan dengan disiplin, agar efeknya semakin cepat kita rasakan.
Selain juga dengan kampanye kesehatan yang masif. Kampanye ini mestinya bisa menggunakan sendi pemerintahan, misalnya dari kepala daerah turun ke kecamatan, kelurahan lalu RW.
Pak RW yang kemudian harus dapat menghimbau dan menjamin warganya untuk patuh terhadap anjuran pemerintah. Hal tersebut hanya bisa dilakukan bila koordinasi di dalam pemerintahan bekerja dengan baik.
“Kita juga harus belajar dari India, di mana pemerintahnya tidak cukup matang dalam mempersiapkan diri khususnya terkait distribusi pangan. Pemerintah daerah dan pusat harus bisa berkordinasi dengan baik, agar masalah ini dapat teratasi,” ujarnya.
Namun Hendri menilai, PSBB tidak dapat diterapkan sendiri dan menjadi bagian dari strategi besar pemerintah dalam penanganan Covid-19.
Tapi peningkatan kuantitas tes serta kapasitasnya laboraturiumnya juga harus ditingkatkan, juga fasilitas kesehatan lainnya, termasuk perlindungan terhadap dokter dan petugas medis.
Selain itu, lanjut Hendri, pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus berkordinasi dengan maksimal. Terutama menimbang pada berkali-kali terjadi miskomumikasi dan miskoordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah provinsi atau daerah. Pasalnya, ini akan berdampak pada kepercayaan (trust) masyarakat.
“Kita tidak ingin ada kepanikan di masyarakat, panic buying misalnya. Setiap tindakan pemerintah akan berimplikasi kepada keyakinan, pada trust masyarakat terhadap pemerintah. Trust juga yang akan membuat masyarakat patuh terhadap setiap strategi yang dirumuskan oleh pemerintah,” paparnya.
Dalam kacamatanya, masyarakat sudah cukup solid dalam mendukung program pemerintah. Hal itu bisa dilihat dari berbagai aktivitas masyarakat dalam memerangi Corona yang muncul dari akar rumput.
Seperti banyak masyarakat yang menyumbang pengadaan ADP untuk rumah sakit, bantuan makanan bagi tenaga kesehatan, pembagian masker dan seterusnya.
Namun itu tidak bisa sepenuhnya mengandalkan masyarakat karena resources terbesar ada di negara, maka pemerintah harus sigap bertindak, dan tidak bisa hanya mengandalkan solidaritas dan kesadaran akar rumput.
“Kalau kita lihat soal kepatuhan warga terkait himbauan pemerintah untuk “tetap di rumah” atau “work from home”, ini berkaitan dengan komunikasi publik pemerintah, serta trust warga pada pemerintah. Ini yang menjadi PR utama. Selain juga memang sebagian besar warga ada yang tidak bisa sepenuhnya bekerja dari rumah, karena mereka adalah pekerja informal atau bekerja di sektor yang vital. Pemerintah harus memikirkan mitigasi ekonomi untuk mereka,” papar Hendri Satrio.