3. Tanggapan psikolog
Psikolog dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Hudaniah, S Psi M Psi, menyoroti ramainya kerumunan warga saat menghadiri seremoni penutupan McDonald's Sarinah.
Ia menilai aksi yang dilakukan sejumlah warga merupakan respons dari branding image McDonald's itu sendiri.
"Dari sudut psikologi, kita bicara tentang perilaku konsumen, hal ini tentu tidak lepas dari image product McDonald's yang sudah ada di ratusan negara."
"Terlebih khusus di Sarinah, itu seperti ikonnya McDonald's di Jakarta," kata Hudan kepada Tribunnews, Senin (11/5/2020).
Menurut Kepala UPT Bimbingan dan Konseling UMM itu, faktor berkumpulnya massa juga bisa dipengaruhi sejarah dari McDonald's Sarinah di Indonesia.
Pasalnya, McDonald's tersebut merupakan pertama di Indonesia dan sudah 30 tahun beroperasi.
Hudan menuturkan, hal ini lah yang membuat McDonald's Sarinah melekat di hati para pelanggannya.
Baca: Penutupan McDonalds Sarinah Buat Kerumunan Massa, Psikolog: Masyarakat Kurang Sadar Bahaya Corona
"Jadi sudah membentuk kecintaan masyarakat terhadap produknya, kalau di McDonald's lain yang tidak menjadi sejarah, konsumennya barangkali tidak akan seheboh itu," jelas Hudan.
Kendati demikian, Hudan mengaku tidak heran terkait para warga yang melanggar aturan PSBB.
Pasalnya, penerapan PSBB adalah hal yang tidak disukai masyarakat, berbanding terbalik dengan penutupan McDonald's Sarinah.
"Sementara ini lawannya McDonald's Sarinah yang sudah 30 tahun beroperasi dan mau tutup untuk selamanya."
"Jadi lebih menarik melihat seremoni penutupannya, karena mereka berpikirnya tidak akan punya kesempatan untuk melihat lagi," ungkap Hudan.
Selain itu, Ia mengatakan efek dari melanggar aturan PSBB ini tidak langsung terlihat dan kesadaran masyarakat akan bahaya virus corona masih kurang.
(Tribunnews.com/Maliana/Danang Triatmojo)