Selain itu, 33 gerai lain juga diminta menutup operasional.
Direktur Utama Sarinah Gusti Ngurah Putu Sugiarta Yasa mengatakan, saat ini pihaknya sedang dalam proses perizinan renovasi dan para pemilik kios sedang mengemas barang dagangannya.
Gusti mengatakan, transformasi Sarinah dilakukan mengingat kondisi bangunan yang sudah tua dan perlu sentuhan baru untuk mempercantik tampilan gedung.
Adapun tampilan gedung nantinya akan bernuansa ragam budaya Indonesia untuk mendukung ekosistem UKM dan industri kreatif di Indonesia.
Rencananya, renovasi gedung Sarinah akan dimulai pada bulan Juni 2020. Namun karena belum redanya pandemi Covid-19, pekerjaan renovasi dimulai dengan pekerjaan desain, arsitektur, pemetaan, audit teknis dan lain-lain yang tidak menimbulkan kerumuman (crowd).
Kemudian baru dilanjutkan dengan konstruksi fisik.
Cerita McDoland's hadir di Indonesia
Restoran pertama McDonald's di Indonesia, tepatnya di pusat perbelanjaan Sarinah akan ditutup pada Minggu (10/5/2020) mendatang.
Penutupan secara permanen restoran cepat saji tersebut dilakukan setelah 30 tahun beroperasi.
Direktur Marketing Communications, Digital dan CBI McDonald's Indonesia Michael Hartono mengatakan, pihak manajemen pusat perbelanjaan Sarinah akan melakukan renovasi dan perubahan strategi bisnis.
"Kami menyadari restoran McDonald’s di Sarinah Thamrin ini merupakan salah satu restoran kami yang penting dan sangat bersejarah, tidak hanya bagi kami namun juga bagi konsumen kami," kata Michael seperti dalam keterangan resminya kepada Kompas.com, Jumat (8/5/2020).
Untuk diketahui, McDonald's Sarinah merupakan tonggak awal ekspansi restoran cepat saji asal Amerika Serikat itu di Indonesia.
Bagaimana ceritanya?
Adalah Bambang N Rachmadi, mantan Presiden Direktur Bank Panin yang berada di balik berdirinya McDonald's pertama di Indonesia.
Dikutip dari Harian Kompas, 11 Februari 1998, Bambang secara mendadak menyampaikan permohonannya untuk berhenti dari jabatannya sebagai presiden direktur atas kemauannya sendiri.
Ketika menjabat sebagai presiden direktur, pria yang akrab dipanggil Tony itu sering didatangi nasabah untuk meminta nasihatnya tentang cara memutar uang.
"Banyak di antara nasabah yang mengikuti nasehat saya ternyata berhasil," kata Tony.
Dari situ, Tony kemudian mulai berpikir: "Bagaimana seandainya gagasan-gagasan bagus yang membuat orang lain berhasil itu dikerjakan sendiri?"
Keinginannya untuk membuka McDonald's di Indonesia setelah restoran tersebut memasang iklan di radio miliknya, yaitu Radio Ramako Batam yang mengudara pada 1988.
Mengetahui di antara pemasang iklan ada McDonald's Singapura, Tony kemudian berupaya membuat janji bertemu dan menyatakan minatnya jadi mitra McDonald's pertama di Indonesia.
Dengan simpatik, Pimpinan McDonald's Singapura Bobby Kwan merekomendasikan pertemuannya dengan Pimpinan McDonald's Australia yang juga membawahi Indonesia, Peter Ritchie.
Lamaran Tony diterima dan menurut informasi dari manajemen McDonald's, surat lamaran itu berada di antara 14.000 surat lamaran serupa dari Indonesia. Selain melalui surat, hampir setiap minggu Tony mengontak lewat telepon.
Setelah berbulan-bulan berusaha, peringkat calon mitra Tony naik dari ke 14.000 jadi nomor 40, lalu beberapa bulan kemudian naik lagi jadi peringkat ke-20.
Selanjutnya pada Desember 1990, peringkatnya naik jadi nomor satu. Hanya butuh waktu satu setengah tahun bagi Tony untuk menjadi peringkat satu itu.
Magang di Singapura
Dalam posisinya sebagai calon mitra peringkat pertama, ia dibolehkan mengikuti latihan dan magang di Restoran Mc Donald's Singapura selama tiga hari.
Sebelum berangkat ke Singapura, Tony menitipkan pesan kepada istrinya, Sri Adyanti yang merupakan putri sulung Mantan Wapres RI Sudharmono SH untuk mengatakan kepada siapa pun bahwa ia sedang magang atau di McDonald's Singapura.
Bukan karena malu, tapi tidak mau kehadiran di McDonald's diketahui orang lalu kemudian gagal.
• Karena Alasan Ini, Apple dan Google Larang Penggunaan Data GPS di Aplikasi Lacak Corona
Agar tak gagal, pria kelahiran 15 Maret 1951 ini bahkan mengajak adik bungsunya ikut ke Singapura dengan tugas khusus membangunkannya dari tidur.
Tony takut jika kemudian akibat terlambat bangun lalu terlambat masuk kerja dan konduitenya dinilai buruk.
Jadi pelayan restoran
Di sana, Tony selaku calon mitra dan pemilik McDonald's Indonesia bukan cuma meninjau cara kerja tapi ikut terjun sebagai pelayan. Bahkan ia diperintah oleh para pelayan senior untuk membersihkan WC restoran.
Suatu ketika, beberapa orang kenalannya dari Jakarta memergokinya sedang bertugas sebagai pelayan.
Tony pun langsung memalingkan wajah karena tak mau rahasia usahanya terkuak sebelum diterima jadi mitra resmi McDonald's.
"Ketika mereka kembali di Jakarta, ada yang menelepon istri saya dan menginformasikan bahwa mereka melihat Tony jadi pelayan di Singapura. Istri saya mengatakan, 'kalian keliru kalau melihat Tony jadi pelayan. Ndak bener itu'," kata Tony.
"Bahkan ada yang bilang anak mantunya Pak Dhar (mantan Wapres) Bambang N Rachmadi sudah bangkrut dan kini jadi pelayan restoran," sambungnya.
Tak hanya di Singapura, Tony juga sempat magang sebagai pelayan restoran di di Australia, Hongkong dan Amerika Serikat.
Ketekunannya itu pun berbuah hasil.
Pada 22 Februari, ia berhasil membuka restoran pertama McDonald's Indonesia di Sarinah.
Ketika pertama kali dibuka, Tony bahkan mengaku tak tahu jam berapa restorannya harus ditutup karena banyaknya pembeli. (KOMPAS.com/Wahyu Adityo)
Sebagian artikel ini sudah pernah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah di Balik Berdirinya McDonald's Pertama Indonesia di Sarinah"
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sejumlah Orang Bernostalgia di Mcdonald's Sarinah Jelang Tutup Permanen"