Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Pertimbangan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban menilai pengetatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta harus dilakukan menyusul belakangan keramaian mulai terlihat di beberapa titik di wilayah Jakarta.
"Kebetulan saya dari arah Tebet ke Kramat, Tebet nya sepi jadi memang antar RT itu portal dipasang terus, jadi di Tebet nya sepi dari biasanya, tapi begitu ke luar Tebet itu misalnya kayak di Matraman bisa dikatakan hampir macet. Jadi mobil banyak banget, kemudian aku foto setiap hari, dan hari ini jauh lebih banyak kendaraan berseliweran," kata Zubairi kepada Tribunnews, Kamis (21/5/2020).
Pengetatan itu salah satunya yakni memakai konsep larangan mudik, hanya saja ini dilakukan di Jakarta.
"Jadi harusnya model polisi yang menyuruh balik untuk mudik itu bisa juga diterapkan di Jakarta. Saya kira untuk menunjukkan bahwa kita serius PSBB," lanjutnya.
Karena semua pihak serius melaksanakan PSBB, dikatakan Zubairi, maka keberhasilan mengurangi penularan bisa terlihat, dan karena berhasil mengurangi penularan, dibukanya aktivitas untuk usia yang di bawah 45 tahun ke bawah bisa dilakukan.
Baca: AS Kirim 200 Ventilator ke Rusia Bantu Krisis Pandemi Corona, Harap Hubungan 2 Negara Lebih Baik
"Polisi yang di sana sudah bagus, tapi dari Tebet sampai Kramat, belum pernah ditanya pak mau kemana, enggak ada, lolos saja," katanya.
"Dan enggak harus polisi juga, misalnya RT, RW , Lurah, di kelurahan kan sudah dipasang portal, hanya satu yang dibuka, biar cuma satu dibuka itu kan bisa ditanya, mas mau kemana. Jadi biar lebih cepat agar pandemi ini berakhir di Indonesia," kata Zubairi.
Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali memperpanjang PSBB selama 14 hari ke depan, terhitung sejak 22 Mei - 4 Juni 2020.
Anies berharap PSBB yang ketiga kalinya ini jadi yang terakhir, dan penghabisan. Dengan catatan, masyarakat yang sudah disiplin tetap mempertahankan, sedangkan yang belum, turut mengikuti.
Baca: Curhat Seorang Dokter di Jakarta, Rela Kerja Tanpa Libur demi Pasien karena Kurangnya Tenaga Medis
"Mudah-mudahan ini fase terakhir PSBB. Kewaspadaan ditingkatkan. Dua pekan ke depan adalah kunci, mulai tanggal 22 Mei - 4 Juni masa menentukan apakah kita akan naik atau akan turun," kata Anies dalam konferensi pers yang disiarkan langsung lewat kanal Youtube Pemprov DKI, Selasa (19/5/2020).
"Dan ini akan bisa menjadi PSBB penghabisan jika kita disiplin," jelas dia.
Dalam kesempatan itu Anies juga memaparkan hasil evaluasi beberapa hal selama penerapan PSBB.
Salah satunya yaitu terjadi peningkatan orang beraktivitas di rumah terhitung mulai Maret, dari 40 ke 60 persen.
Bahkan DKI Jakarta jadi yang tertinggi di antara provinsi lainnya di Pulau Jawa.
Oleh karena itu ia berharap angka persentase mereka yang berada di rumah terus meningkat hingga mencapai 80 persen.
Sehingga dengan demikian angka penularan virus corona bisa turun signifikan pada dua minggu berikutnya.
"Sisi warga, 60 persen yang di rumah, keinginan 70-80 persen, sehingga makin rendah penularan. Di antara provinsi di Jawa. Ada keseriusan warga di Jakarta mencegah penularan," ujar Anies.