4 Pemudik Diawasi Warga
Selama di karantina mandiri, sebanyak empat pemudik asal Tegal yang nekat balik ke Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan tak bisa beraktivitas di luar.
Mereka yang terdiri dari tiga pedagang nasi goreng dan pedagang cilok dikarantina secara mandiri selama 14 hari di kontrakannya.
Baca: Restrukturisasi Bisnis, Nissan Potong 20 Persen Lineup Produk Global
Bila ingin makan, tetangganya diminta membantu mereka lantaran tidak boleh keluar.
"Justru kalau makan bisa dibantu tetangganya. Karena (pekerjaannya) tukang nasi goreng, dia bisa bikin (makanan) sendiri di rumahnya tapi," ujar Lurah Lenteng Agung, Bayu Pasca Soengkono.
Kelurahan Lenteng Agung bersama warga turut mengawasi aktivitas mereka di dalam kontrakan.
"Warga harus mengawasi. Kalau mereka ngumpet-ngumpet keluar kita tegur. Masih melakukan juga akan dibawa ke rumah isolasi di Srengseng," pungkasnya.
Sebelumnya, Sebanyak empat pemudik asal Tegal tanpa Surat Izin Keluar Masuk (SIKM) lolos masuk ke Jakarta.
Namun, ketika balik ke rumah kontrakannya di kawasan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, mereka di karantina secara mandiri oleh pihak kelurahan Lenteng Agung.
Menurut Lurah Lenteng Agung, Bayu Pasca Soengkono, diduga para pemudik bisa lolos masuk Ibu Kota karena mengendarai motor.
"Ya kan sesuai pergub 47, mereka kan enggak punya SKM dan surat kesehatan ya. Jadi mungkin mereka lolos check point karena makai motor," ujarnya pada Kamis (28/5/2020).
Motor mereka, lanjut Bayu, berplat G yang berasal dari wilayah Tegal.
"Jadi kebetulan untuk lolos check point memang ada kemungkinan sih karena motor bisa, menurut mereka. Mereka bilang sendiri karena mereka sampai sini pagi," bebernya.
Kelurahan Lenteng Agung tidak mungkin memulangkan kembali keempat pemudik.