TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kembali dibukanya operasional perusahaan di masa PSBB transisi yang ditetapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berdampak pada moda trasportasi masal.
Antrean panjang terjadi di sejumlah stasisun. Seperti di loket Stasiun Citayam, Senin (8/6/2020) saat pemberlakuan PSBB transisi.
Pantauan TribunnewsBogor.com (Grup Tribunnews.com), pukul 07.15 WIB, warga menumpuk dekat pintu masuk ke area stasiun.
Ardi, seorang warga Pabuaran, Bojonggede, Kabupaten Bogor, mengatakan, pemberlakuan pembatasan per gerbong justru memicu terjadinya penumpukan warga.
"Ini pembatasan penumpang per gerbong commuter. Jadi ribet karena aturan pembatasan ini sebenarnya, antrean memanjang padahal kita buru-buru mau kerja," ujarnya.
Lebih lanjut, Ardi membeberkan bahwa penumpukan warga hanya terjadi untuk jurusan Commuterline tujuan Jakarta.
Sedangkan, untuk tujuan Bogor penumpang tidak perlu mengantre.
"Antrean ini untuk ke arah Jakarta aja. Untuk ke Bogor itu langsung naik. Saya sudah menunggu antrean hampir 30 menit," tegasnya.
Ardi pun menyoroti bahwa situasi dan kondisi penumpukan penumpang lantaran pemberlakuan protokol kesehatan.
"Efek dari transisisi PSBB di kota Depok, aturan pembatasan penumpang disetiap gerbong KRL untuk para penumpang ke arah Jakarta," ungkapnya.
Protokol Kesehatan Tak Maksimal
Sementara itu, seorang penumpang Commuterline yang berasal dari Cipayung dengan tegas bahwa protokol kesehatan belum maksimal lantaran social distancing dan phyisical distancing belum maksimal
"Tidak ada protokol social distancing minimal 1 meter di dalam antrean. Sangat berisiko," ungkapnya.
Kendati demikian, petugas Stasiun Citayam melalui pengeras suara mengimbau bahwa lansia dan wanita hamil diberikan pengecualian.
"Untuk lansia dan ibu hamil diprioritaskan untuk tidak antre. Itu dari kebijakan PT KCJ pembatasan kereta untuk mengangkut penumpang hanya 120 orang saja untuk setiap unit perjalanannya," suara dari pengeras suara.