TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT MRT Jakarta berencana membangun depo MRT Fase 2b di bagian Ancol Barat, Jakarta Utara.
Dana pembebasan lahan untuk pembangunan depo tersebut diperkirakan menelan Rp1,5 triliun.
"Sejatinya memang di tahun lalu itu ada upaya untuk kalau memang pemasukan paling tidak sebagian pendanaan untuk dibebaskan oleh pemprov DKI, tapi kita tahu kondisi hari ini jangankan Rp1,5 triliun," ucap Direktur Utama PT MRT Jakarta William P Sabandar, Kamis (9/7/2020).
Baca: Dirut MRT Jakarta Akui Jumlah Penumpang Harian Tak Mungkin Capai Target di Masa PSBB Transisi
William menjelaskan sebelumnya pembangunan depo itu direncanakan di Ancol Barat, namun luas lahannya tidak memungkinkan.
Kemudian setelah dilakukan studi kelayakan (feseability study), Ancol Barat pun memenuhi kriteria berdasarkan luas lahan maupun struktur lokasi.
Hanya dana pembebasan lahan di lokasi tersebut yang bersumber dari Pemprov DKI belum cair akibat pandemi Covid-19.
"Progresnya kita butuh pendanaan sebetulnya untuk pembebasan lahan di ancol barat. Jadi kan memang feseability study menentukan bahwa itu lahan yang paling efektif dan efisien. Dan saat ini sedang dalam proses untuk pendanaan kalau bisa dibebaskan seperti apa," tutur dia.
PT MRT Jakarta menyebut rencana pembebasan lahan itu bisa dilakukan tahun depan, setelah Pemprov DKI rampung menyelesaikan penanganan Covid-19.
Pihak MRT juga membuka alternatif lain untuk pembebasan lahan tersebut.
"Rencananya tahun depan kalau bisa. kalau prosesnya bisa diselesaikan gitu. Tapi kan tahun ini boleh dikatakan tidak ada pendanaan pemda," katanya.
"Jadi tadi kita sampaikan kalau ada cara lain gitu ya untuk melakukan pembebasan lahan dan pembangunan kawasan depo," pungkas dia.