TRIBUNNEWS.COM - Suwandi, ayahanda Yodi Prabowo, tak percaya anaknya melakukan bunuh diri, seperti hasil penyidikan yang disampaikan oleh kepolisian.
Ia merasa janggal dengan pemaparan polisi dalam jumpa pers mengenai kematian anaknya.
Terlebih, soal alasan bunuh diri editor Metro TV tersebut karena depresi.
Semasa hidupnya, Suwandi tak pernah melihat Yodi menunjukkan gelajat orang yang sedang depresi.
Yodi, lanjut Suwandi, bahkan membantu ibunya hingga berencana mencari tambahan biaya untuk pernikannya dengan sang kekasih, Suci Fitri.
"Dia baru beli laptop. Untuk apa? Untuk cari uang tambahan karena dia ingin menikah," kata Suwandi dalam wawancara dengan Metro TV dikutip TribunJakarta.com.
Baca: Polisi Duga Yodi Prabowo Bunuh Diri karena Depresi, Sempat Konsultasi ke Dokter Kulit dan Kelamin
"Kalau orang depresi pasti malas. Mandi saja malas, apalagi bekerja?" kata dia lagi.
Bahkan di hari Yodi menghilang, sebut Suwandi, anaknya itu masih menyelesaikan pekerjaan di Metro TV dengan baik.
Suwandi pun heran dengan penjelasan polisi soal empat kali tusukan di tubuh Yodi dan indikasi bunuh diri.
Baca: Beli Sendiri Pisaunya, Gelagat Yodi Prabowo Terekam CCTV : yang Dicari di Toko Cuma Pisau
Menurut Suwandi, jika ada empat kali tusukan di dada dan leher, seharusnya bercak darah juga ditemukan baik di jaket hingga masker yang dikenakannya.
Baca: Yodi Prabowo Positif Amphetamine, Polisi: Efeknya Meningkatkan Keberanian yang Luar Biasa
Sebelumnya, penyebab kematian Yodi Prabowo diungkap pihak kepolisian, dalam jumpa pers, Sabtu (25/7/2020).
Polisi menduga Editor Metro TV yang jasadnya ditemukan di pinggir Tol Jorr, Pesanggrahan itu tewas karena bunuh diri.
Kesimpulan itu didasari keteragan saksi, olah TKP, keterangan ahli, dan petunjuk lain. Termasuk keterangan ahli.
"Maka penyidik sampai saat ini berkesimpulan yang bersangkutan diduga kuat melakukan bunuh diri," ucap Dirreskrimum Polda Petro Jaya, Kombes Tubagus Ade dikutip TribunJakarta.com di YouTube Humas Polda Metro Jaya.