Petugas kelurahan pun membantu memasukkan jaringan wifi di telepon pintar milik Rita agar tersambung internet.
Buku pelajar disiapkan di atas meja belajar dan Rita membuka ponsel pintarnya untuk membawa pesan melalui WhatsApp yang dikirim oleh guru sekolah untuk putranya.
Kemudian, satu per satu tugas-tugas sekolah berupa foto diunduhnya.
Setelah itu, dia membimbing Evan untuk melakukan tugas seperti yang disampaikan guru melakui media sosial tersebut.
"Jadi semangat fokus anak saya di sini, kalau di rumah males. Baru bentar udahan, malah banyak ngomelinnya," tutur dia.
Dia menyambut positif ketika Kelurahan Jatirahayu menyediakan fasilitas internet gratis dan ruang belajar di aula kelurahan.
Alasannya, dia bisa menghemat biaya kuota internet dan anak lebih fokus belajar secara online di aula kelurahan ketimbang di rumah.
Menurut dia, jarak rumah dengan kantor Kelurahan Jatirahayu hanya lima menit menggunakan sepeda motor.
"Ini baru hari ini, besok-besok saya pasti ke sini. Lumayan irit kuota dan anak fokus. Ini tugasnya aja jadi cepet beres," ucap Rita.
Kuras kantong
Menurut Rita, belajar secara online bukan perkara mudah untuk dilakukan selama empat bulan ini.
Penghasilan suaminya sebagai buruh lapangan terkadang tidak menentu.
Bahkan ada satu waktu, anaknya selama dua hari tidak bisa mengikuti belajar online karena kehabisan kuota internet.
Dia juga tidak punya uang untuk membeli paket internet.