"Ya susahnya di situ, uang lagi enggak ada kuota habis. Kalau dipaksa beli, nanti enggak bisa buat beli makan. Ya udah terpaksa enggak belajar (online)," ucap Rita.
Rita menjelaskan, anaknya bukan Evan seorang, melainkan juga punya anak yang duduk di kelas 5 SD.
Kedua anaknya itu harus belajar secara online dan menguras banyak kuota internet ketika harus mengikuti sesi belajar video interaktif..
Penggunaan gawai juga harus bergantian karena hanya ada dua ponsel, milik dia dan suaminya. Kemudian, gawai itu dipakai bergantian dengan sang buah hati.
Anak-anaknya harus menggunakan gawai sang ayah sebelum berangkat kerja.
Kecuali jika suami tidak berangkat kerja, anaknya tidak perlu bergantian menggunakan gawai tersebut.
"Makanya ini ngebantu banget ya fasilitas wifi di kelurahan. Harusnya juga si disiapin juga komputer atau hape buat yang enggak punya kan ya," kata Rita.
Rita berhara, pandemi virus corona atau Covid-19 ini bisa segera musnah dari dunia, khususnya Indonesia.
Alasannya, pandemi virus corona membuat proses belajar menyulitkan dan menelan biaya besar untuk membeli kuot internet.
Dia menjelaskan, dalam satu bulan harus mengeluarkan biaya membeli kuota internet sekitar Rp 300.000 saat situasi ekonomi sedang sulit.
"Pemerintah harus memerhatikan kebutuhan kuota internet selama proses belajar online. Segera berakhir deh ya (corona), biar belajar di sekolah lagi," katanya.
Sebelumnya, Lurah Jatirahyu, Amirudin menyulap aula rapat menjadi ruang belajar siswa.
Dia menyediakan wifi atau internet gratisuntuk membantu dan memudahkan siswa dalam proses belajar secara online.
Berdasarkan pengamatan Wartakotalive.com, belasan siswa berdatangan ke aula Kelurahan Jatirahayu. Mereka datang sendiri atau didampingi orang tua.