News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Kisah Ibu-ibu di Bekasi Antar Anak ke Kantor Kelurahan Cari Wifi Gratis untuk Sekolah Online

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rita (32) mendampingin anak belajar di aula Kelurahan Jatirahayu Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Selasa (28/7/2020). Warga memanfaatkan wifi gratis yang disediakan Kelurahan Jatirahayu untuk anak belajar secara online.

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Rita (32) bergegas ke Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Selasa (28/7/2020).

Dia juga membawa sang buah hati, Evan yang duduk di kelas 1 Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Jatimakmur, ke aula kelurahan.

Kedatangannya ke kelurahan bukan untuk mengurus administrasi kependudukan.

Akan tetapi, Rita ingin memanfaatkan wifi gratis di Kelurahan Jatirahayu sebagai sarana belajar anaknya.

Pagi itu, Evan masih terlihat menahan kantuk. Namun, demi mendapatkan sarana internet gratis, Rita mendampingi sang anak belajar di aula kelurahan.

"Iya ini langsung (datang), dapat info ada Wifi gratis. Saya datang tanya ternyata benar ada," kata Rita di Kelurahan Jatirahayu.

"Alhamdulillah Internet sekarat, ini harus mulai online (belajar)," kata Rita.

Baca: Remaja SMP Usia 15 Tahun Jual Diri untuk Beli Kuota Internet, Tidak Punya Uang Penuhi Kebutuhan

Ketika sampai di depan kelurahan, dia tak bisa langsung masuk ke aula kelurahan.

Petugas kelurahan mengecek suhu tubuh ibu dan anak tersebut.

Mereka juga diminta untuk mencuci tangan.

Kemudian, dia dan anak diizinkan masuk ke aula.

Ketika itu, di dalam aula sudah ada beberapa siswa yang duduk di lantai dan depannya sudah ada meja berkaki pendek.

Di atas meja sudah ponsel masing-masing.

Mereka memanfaatkan wifi gratis dan ruang belajar yang disediakan Kelurahan Jatirahayu.

Petugas kelurahan pun membantu memasukkan jaringan wifi di telepon pintar milik Rita agar tersambung internet.

Buku pelajar disiapkan di atas meja belajar dan Rita membuka ponsel pintarnya untuk membawa pesan melalui WhatsApp yang dikirim oleh guru sekolah untuk putranya.

Kemudian, satu per satu tugas-tugas sekolah berupa foto diunduhnya.

Setelah itu, dia membimbing Evan untuk melakukan tugas seperti yang disampaikan guru melakui media sosial tersebut.

"Jadi semangat fokus anak saya di sini, kalau di rumah males. Baru bentar udahan, malah banyak ngomelinnya," tutur dia.

Dia menyambut positif ketika Kelurahan Jatirahayu menyediakan fasilitas internet gratis dan ruang belajar di aula kelurahan.

Alasannya, dia bisa menghemat biaya kuota internet dan anak lebih fokus belajar secara online di aula kelurahan ketimbang di rumah.

Menurut dia, jarak rumah dengan kantor Kelurahan Jatirahayu hanya lima menit menggunakan sepeda motor.

"Ini baru hari ini, besok-besok saya pasti ke sini. Lumayan irit kuota dan anak fokus. Ini tugasnya aja jadi cepet beres," ucap Rita.

Kuras kantong

Menurut Rita, belajar secara online bukan perkara mudah untuk dilakukan selama empat bulan ini.

Penghasilan suaminya sebagai buruh lapangan terkadang tidak menentu.

Bahkan ada satu waktu, anaknya selama dua hari tidak bisa mengikuti belajar online karena kehabisan kuota internet.

Dia juga tidak punya uang untuk membeli paket internet.

"Ya susahnya di situ, uang lagi enggak ada kuota habis. Kalau dipaksa beli, nanti enggak bisa buat beli makan. Ya udah terpaksa enggak belajar (online)," ucap Rita.

Rita menjelaskan, anaknya bukan Evan seorang, melainkan juga punya anak yang duduk di kelas 5 SD.

Kedua anaknya itu harus belajar secara online dan menguras banyak kuota internet ketika harus mengikuti sesi belajar video interaktif..

Penggunaan gawai juga harus bergantian karena hanya ada dua ponsel, milik dia dan suaminya. Kemudian, gawai itu dipakai bergantian dengan sang buah hati.

Anak-anaknya harus menggunakan gawai sang ayah sebelum berangkat kerja.

Kecuali jika suami tidak berangkat kerja, anaknya tidak perlu bergantian menggunakan gawai tersebut.

"Makanya ini ngebantu banget ya fasilitas wifi di kelurahan. Harusnya juga si disiapin juga komputer atau hape buat yang enggak punya kan ya," kata Rita.

Rita berhara, pandemi virus corona atau Covid-19 ini bisa segera musnah dari dunia, khususnya Indonesia.

Alasannya, pandemi virus corona membuat proses belajar menyulitkan dan menelan biaya besar untuk membeli kuot internet.

Dia menjelaskan, dalam satu bulan harus mengeluarkan biaya membeli kuota internet sekitar Rp 300.000 saat situasi ekonomi sedang sulit.

"Pemerintah harus memerhatikan kebutuhan kuota internet selama proses belajar online. Segera berakhir deh ya (corona), biar belajar di sekolah lagi," katanya.

Sebelumnya, Lurah Jatirahyu, Amirudin menyulap aula rapat menjadi ruang belajar siswa.

Dia menyediakan wifi atau internet gratisuntuk membantu dan memudahkan siswa dalam proses belajar secara online.

Berdasarkan pengamatan Wartakotalive.com, belasan siswa berdatangan ke aula Kelurahan Jatirahayu. Mereka datang sendiri atau didampingi orang tua.

Selain wifi dan ruang belajar ber-AC dan kipas angin, Kelurahan Jatirahayu juga menyediakan minum untuk warga.

Dua petugas kelurahan membimbing dan mengarahkan dalam proses belajar daring di aula kelurahan.

Para siswa itu tampak serius memerhatikan gadget di atas meja belajar.

Ada juga siswa yang sedang menuliskan tugasnya di buku pelajaran dengan memerhatikan perintah yang ada di gadgetnya

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Cerita Orang Tua di Bekasi, Anak Tidak Belajar 2 Hari karena Kuota Internet dan Uang Habis

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini