TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyebaran virus covid 19 makin mengkhawatirkan.
Korban berjatuhan setiap hari. Ratusan orang meregang nyawa. Baik orangtua, remaja hingga anak-anak.
Sejumlah rumah sakit kewalahan menerima pasien Corona ini.
Sebagian besar diputuskan menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. Sebagian lainnya mencoba sejumlah pengobatan alternatif yang dianggap efektif.
Salah satu upaya dilakukan oleh tim lembaga kemanusiaan Indonesia Care adalah dengan mengikuti terapi tradisional.
Mereka menyadari perannya yang sangat beresiko tinggi karena selalu berinteraksi dengan masyarakat luas, hari ini (Rabu, 16/9) mengunjungi pesantren Nu Waar milik ustadz berdarah Papua, Fadlan Garamathan.
Kenapa harus ke pesantren yang mayoritas dihuni santri-santri asal Papua tersebut?
Ya karena pengasuh pondok pesantren asal Papua itu sedang menyelenggarakan terapi rempah raja Papua.
Terapi ini di yakini mampu mengeluarkan lendir yang ada dalam tubuh termasuk virus covid-19.
Baca: Doni Monardo: Jangan Anggap dengan Adanya Vaksin dan Obat Maka Covid-19 Akan Berakhir
Direktur eksekutif Indonesia Care, Lukman Azis mengaku merasakan manfaat luar biasa pasca mengikuti terapi selama satu jam tersebut.
"Pertama kita akan diberikan minuman yang sangat pahit. Dilarang makan dan minum sebelum menjalani terapi. Setelah itu kita diminta masuk dalam satu ruangan bilik bambu yang didalamnya telah diuapi ramuan 75 jenis rempah dari tanah papua.," ungkap mantan jurnalis media nasional itu.
Di dalam bilik berukuran 2x2 meter, ia diminta melepas pakaian dan menghirup uap panas yang keluar dari rebusan rempah-rempah.
Dalam hitungan detik, lanjut Lukman keringat mengucur deras bak mandi pancuran.
"Bahkan lendir, air mata hingga dahak keluar semua. Walau begitu Mata tidak terasa sakit dengan kepulan asap tebal," paparnya menceritakan pengalaman 11 menit di dalam bilik terapi yang disebut woukouf tersebut.