Pesantren yang berlokasi di daerah Setu, Bekasi Jawa Barat ini mendadak ramai didatangi banyak orang mulai dari masyarakat hingga pejabat termasuk pasien covid-19.
"Memang terasa manfaatnya. Ustaz Fadlan pun tidak mengkomersilkan pengobatan yang ia dapatkan turun temurun tersebut," ungkap Lukman.
Baca: Kronologi Penembakan 2 Tukang Ojek oleh KKB di Papua, Korban Dihujani 7 Kali Tembakan
Hal senada juga diungkapkan salahsatu relawan Indonesia Care yang ikut serta terapi raja Papua itu, Lutfi (40).
"Batuk dan sesak nafas sekejap hilang. Semua dipaksa keluar dari tubuh. Ngga ada rasa sakit," imbuhnya.
Menjelaskan terapi tersebut, ustadz asal Papua yang juga pengasuh pesantren Nu Waar Fadlan Garamathan mengaku prihatin dengan peningkatan covid yang kian mengkhawatirkan, termasuk terhadap pejuang kemanusiaan dan tenaga medis di garda terdepan.
"Oleh karena itu kita ajak mereka kesini untuk merasakan terapi sekaligus sebagai upaya pencegahan tertularnya Covid 19," tandas ustad yang dikenal telah mengislamkan ribuan masyarakat suku pedalaman Papua.
Waktu yang paling tepat menjalani terapi pencegahan ini dipagi hari mulai pukul 05.30 hingga 08.00 serta bila untuk pengobatan dilaksanakan usai salat Isya.
"Dari pejabat kepolisian, relawan-relawan kemanusiaan, dokter dan para medis sudah banyak yang berdatangan kesini, senang bisa ikut membantu upaya pemerintah mencegah penyebaran virus Corona ini," kata pria berjubah tersebut.
Pesantren Nu Waar sendiri berdiri di atas lahan 32 hektar dan dihuni lebih dari 1000 santri yang sebagian besar asli Papua.
Harapan ustadz Fadlan para santri ini selanjutnya bisa turun ke tanah Papua untuk berdakwah setelah lepas dari pesantren Nu Waar. (Tribunenws.com/Yulis Sulistyawan)