"Kadang-kadang dadakan sih. Kita mau istirahat siang gitu, datang, terus keganggu lagi," ujarnya.
Bagi penggali kubur yang sudah bekerja selama tiga tahun di TPU Jombang itu, tidak ada yang namanya hari libur.
Yang ada hanya waktu istirahat dan siaga 24 jam.
"Enggak ada waktu libur, paling bergantian sama kawan, kalau mau istirahat. Enggak ada waktu tetapnya," ujarnya.
Bekerja di siang yang terik dan terkadang di tengah hujan deras, Makmur harus selalu dalam kondisi prima.
Terlebih, kewajiban mengatakan hazmat yang sangat tidak nyaman, membuat proses penguburan dua kali lebih berat.
Makmur bersyukur, sang istri yang begitu menyayanginya selalu menyiapkan vitamin setiap berangkat ke TPU.
Sang istri paham betul, suaminya bekerja di lokasi berisiko tinggi terpapar Covid-19. Badan yang bugar mutlak diperlukan.
"Dibeliin vitamin sama istri, iya vitamin C, apa segala bae dah dibeliin istri," ujarnya sambil tersipu.
Makmur berharap masyarakat bisa mematuhi protokol kesehatan agar terhindar dari paparan Covid-19.
"Ya jangan sampai lah kita seperti ini. Tapi kita enggak tahu juga ya. Yang penting kita jaga jarak. Yang penting olahragalah, pakai masker," tutupnya.