"Kalau kadang enggak habis,kadang bingung, ini gimana cara ngehabisinnya? Kalau enggak habis biasanya juga dibagiin rata, dibawa pulang. Misal karyawan 5 sisa 20, trus dibagi rata. Pernah saya bawa 72 pax, sisa 21 pax. Akhirnya dibagi," kata Ifan.
Ifan juga sering berpindah lokasi, tergantung keramaian. Dalam sehari, dia bisa dua kali pindah lokasi.
Saat siang hingga sore Ifan bisa menggelar lapaknya di Stasiun Tanah Abang. Lalu menjelang maghrib, dia berpindah ke Kebon Melati.
Hampir setiap hari Ifan juga kerap mendapatkan teguran dari Satpol PP.
"Ada Satpol PP kami harus berhenti dulu dagangnya," ucap dia.
Tak hanya itu, dia juga kerap mendapatkan kesulitan untuk memberikan uang kembalian. Banyak pelanggan yang membayar dengan jumlah uang yang terlampau besar.
Untuk itu, dia harus mencari kembalian ke tempat lain agar tidak mengecewakan pelanggan.
Ifan berharap, pandemi segera berlalu. Dengan demikian, dia dan karyawan restoran lainnya dapat bekerja dengan normal kembali.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kala Karyawan Restoran Ternama Jual Makanan di Pinggir Jalan hingga Berhadapan dengan Satpol PP"