News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Siasat Gubernur Anies Halau Banjir Jakarta: Gerebek Lumpur, Perahu Khusus untuk Pengungsi Covid-19

Penulis: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memimpin apel kesiapsiagaan menghadapi musim hujan di lapangan JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (4/11/2020)/dok. Pemprov DKI

Anies menyebut, kala itu curah hujan di ibu kota mencapai lebih dari 300 milimeter.

Padahal, kapasitas tampung air di DKI diklaim hanya 100 milimeter.

"Bila curah hujan lokal intensif, maka di situ muncul potensi banjir," tuturnya.

Minta anak buah bisa keringkan banjir kurang dari 6 jam

Memasuki musim hujan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta jajarannya untuk siap siaga menghadapi banjir.

Hal ini disampaikan Anies saat menggelar apel kesiapsiagaan menghadapi menghadapi musim hujan tingkat provinsi di lapangan JITC II, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

"Kita tahu bahwa tahun ini akan ada fenomena La Nina dan ini mengakibatkan curah hujan yang jauh lebih intensif dari biasanya," ucapnya, Rabu (4/11/2020).

Alat berat tengah mengeruk sedimentasi atau endapan lumpur di Kali Pesing, Jakarta Barat, Kamis (15/10/2020). Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, terus mengeruk 75 waduk dan 13 kali besar atau sungai di Ibu Kota untuk mengantisipasi banjir di Jakarta. Pengerukan sedimentasi atau endapan lumpur di waduk dan sungai di Jakata diharapkan bisa menambah kapasitas daya tampung air untuk menghadapi musim hujan. (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha) (WARTAKOTA/Angga Bhagya Nugraha)

Harus diakui, Jakarta memang kerap dilanda banjir saat hujan deras melanda ibu kota.

Seperti banjir besar yang merendam sebagian besar wilayah Jakarta di awal tahun 2020 ini.

Bila banjir kembali terjadi, Anies pun meminta seluruh jajarannya untuk segera mengevakusi warga.

"Tanggung jawab kita memastikan seluruh, semua selamat, jangan ada korban," ujarnya.

Selain itu, ia juga meminta jajarannya untuk mengikuti perkembangan cuaca di sekitar kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

Tujuannya, agar banjir yang terjadi bisa segera diatasi.

Sebab, ada tiga faktor penyebab banjir di Jakarta, yaitu hujan lokal, banjir kiriman dari wilayah lain, dan akibat kenaikan muka air laut di utara ibu kota.

"Genangan bisa surut dalam waktu kurang dari enam jam. Tanggung jawab kita menyiapkan seluruh kekuatan untuk bisa mengeringkan dalam waktu kurang dari enam jam," kata Anies.

Dua indikator kesuksesan penanganan banjir versi Anies Baswedan

Antisipasi penanganan banjir menjelang musim hujan mulai digencarkan Pemprov DKI Jakarta.

Pengerahan seluruh stakeholder terkait serta pengerukan saluran air menjadi beberapa contoh upaya antisipasi musim hujan di DKI Jakarta.

Lantas, bagaimana menakar kesuksesan penanganan banjir nantinya seiring musim hujan yang akan berlangsung?

Menurut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, penanganan banjir dikatakan sukses apabila memenuhi dua indikator.

Indikator pertama ialah tidak adanya korban jiwa akibat bencana banjir.

"Dua indikator suksesnya. Satu tidak ada korban, semua warga selamat," kata Anies di Dermaga JICT 2, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (4/11/2020).

PERSIAPAN HADAPI BANJIR - Tiga alat berat sedang mengeruk endapan lumpur yang disertai dengan tumpukan sampah di Kali Angke di kawasan Kampung Pesing Poglar Rt 02/05 Kelurahan Kedaung Kali Angke, Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (2/11/2020). Proyek normalisasi 13 aliran sungai di ibukota ini dalam rangka persiapan menghadapi musim penghujan serta mengantisipasi terjadinya banjir. WARTA KOTA/NUR ICHSAN (WARTA KOTA/WARTA KOTA/NUR ICHSAN)

Selain nihilnya korban jiwa, Anies juga mengatakan bahwa indikator lainnya adalah jangka waktu surutnya genangan.

Dikatakan Anies, penanganan banjir dapat dikatakan sukses apabila genangan bisa surut dalam waktu 6 jam sehingga tidak sampai menganggu aktivitas masyarakat.

"Yang kedua, genangan harus surut dalam 6 jam. Ini bila curah hujan di atas kapasitas sistem drainase kita," kata Anies.

"Seluruh unsur bersiaga di sini. Insya Allah Jakarta bisa terbebas dari banjir. Jika ada curah hujan yang amat lebat, kita bisa surut dalam waktu kurang dari 6 jam," sambungnya.

Anies menjelaskan bahwa sistem drainase di DKI Jakarta bisa menampung apabila curah hujan 100 milimeter per hari.

Sehingga, lanjutnya, ditargetkan DKI Jakarta bisa bebas dari banjir bila intensitas curah hujan tak melebihi angka itu.

"Karena itu bila hujan lokal di bawah 100 milimeter, ditargetkan tidak boleh terjadi banjir," kata Anies.

PERSIAPAN HADAPI BANJIR - Tiga alat berat sedang mengeruk endapan lumpur yang disertai dengan tumpukan sampah di Kali Angke di kawasan Kampung Pesing Poglar Rt 02/05 Kelurahan Kedaung Kali Angke, Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (2/11/2020). Proyek normalisasi 13 aliran sungai di ibukota ini dalam rangka persiapan menghadapi musim penghujan serta mengantisipasi terjadinya banjir. WARTA KOTA/NUR ICHSAN (WARTA KOTA/WARTA KOTA/NUR ICHSAN)

Di sisi lain, apabila curah hujan di atas 100 milimeter, penanganan banjir harus maksimal agar bisa surut dalam waktu cepat.

"Dan bila hujan di atas 100 milimeter seperti di awal tahun lalu, terjadi curah hujan sampai 377 milimeter, maka tanggung jawab kita adalah ini sampaikan sebagai arahan," katanya.

Adapun dalam upaya penanganan banjir di DKI Jakarta, seluruh stakeholder terkait dikerahkan, mulai dari Pemerintah Provinsi, TNI-Polri, pihak swasta, hingga masyarakat. (tribun network/thf/Tribunnews.com/TribunJakarta.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini