Namun perjuangannya tak berakhir begitu saja, ia kembali meladeni perang dengan Belanda di Cikasintu bersama dengan pasukannya yang tersisa.
Takdir berkata lain, perjuangan Tole Iskandar demi kemerdekaan Indonesia harus berakhir akibat diberondong peluru oleh prajurit Belanda, setelah ia mempertahankan nyawa anak buahnya.
“Tole meninggal banyak versi.
Yang saya tahu di daerah Cikasintu, Sukabumi, dia melawan Belanda mempertahankan anak buahnya,” lanjut Arifin.
Arifin menceritakan, saat mempertahankan nyawa anak buahnya, Tole Iskandar bersembunyi di dalam lubang yang menyerupai parit, bersama seekor anjing kesayangan yang setia menemaninya di medan perang.
Namun, keberadaan Tole di dalam lubang ini berhasil diketahui setelah anjingnya melompat keluar dan menyerang para tentara musuh.
“Tole punya anjing, dia bersembunyi di parit, tadinya mau nyerang dari lubang itu.
Baca juga: Warga Depok Pertanyakan Halal-Haram Vaksin Covid-19
Tapi ternyata musuh belum datang anjingnya sudah lompat duluan, ya matilah dibredel disitu.
Kejadian itu di Cikasintu, Sukabumi,” tegasnya.
Akhirnya, pejuang gigih ini pun tutup usia di usia yang masih sangat muda dan belum menikah, 25 tahun, dengan pangkat Letnan Dua.
Kabar kematian Tole pun diketahui pihak keluarga yang langsung datang dan membongkar makam tersebut sekira tahun 1970-an.
“Digali dan dibawa ke Makam Pahlawan Dreded Bogor.
Dikenali dari pakaian dan rambut. Dan itulah dibawa.
Yang ambil waktu itu ibu saya dan mamahnya dia (Tole Iskandar),” ujarnya.