"Karena beberapa kali Satpol PP menurunkan, dinaikkan lagi," ucap Dudung.
Dudung pun menegaskan sejumlah pria berbaju loreng yang mencopot baliho HRS adalah anggota Garnisun.
"Perintah saya itu. Begini, kalau siapapun di republik ini, siapapun, ini negara hukum. Harus taat kepada hukum," jelas Dudung.
"Kalau masang baliho itu jelas ada aturannya. Ada pajaknya, tempatnya juga sudah ditentukan. Jangan seenaknya sendiri. Seakan-akan dia paling benar. Tidak ada itu," lanjutnya.
Dudung menambahkan, massa FPI kerap melakukan aksi seenaknya sendiri tanpa mematuhi hukum yang berlaku.
"Kalau coba-coba dengan TNI, mari. Mereka ini sok ngatur, sesukanya sendiri. Ingat ya, saya katakan, itu perintah saya," tegas Dudung.
"Kami akan bersihkan semua, yang mengajak revolusi dan segala macam. Saya peringatkan, saya tidak akan segan-segan menindak dengan keras. Jangan merasa mewakili Umat Islam. Tidak semua," lanjut Dudung.
"Banyak umat islam yang ucapannya dan perilakunya baik. Hidup TNI," ujarnya.
Pangdam Jaya: Jangan Mengganggu Persatuan dan Kesatuan di Jakarta, Saya Panglimanya
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman menanggapi soal kendaraan militer yang berhenti di Petamburan, Jakarta Pusat.
Ia menjelaskan, kendaraan militer melintas di Petamburan karena saat itu Garnisun tengah patroli rutin.
"Pasukan TNI yang ada di Petamburan itu pasukan yang memang kegiatan rutin dari Garnisun," ujarnya di Monas, Jumat (20/11/2020), dikutip dari YouTube Kompas TV.
"Kami kan dari Garnisun. Satu wilayah itu ada TNI Angkatan Darat, Laut dan Udara, kami rutin melaksanakan patroli-patroli untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," jelas Dudung Abdurachman.
Baca juga: Deretan Pernyataan Pangdam Jaya, Usul FPI Dibubarkan, Beri Peringatan Keras ke Rizieq Shihab
Baca juga: Turunkan Baliho Rizieq Shihab, Ini Sosok Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman, Saat Kecil Jual Kue
Pangdam Jaya lalu mengimbau agar semua pihak tak mengganggu persatuan dan kesatuan di wilayah Jakarta.