News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Warga Muara Angke Keluhkan Ketua RT yang Tarik Pungutan untuk Ambil Sembako Covid

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Muara Angke, RT 02 RW 022 Kelurahan Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, berkumpul demi mengeluhkan adanya penarikan biaya untuk mendapatkan paket sembako Covid-19, Minggu (22/11/2020).

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Warga yang tinggal di pemukiman Muara Angke, RT 02 RW 022 Kelurahan Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, mengeluhkan adanya penarikan biaya untuk mendapatkan paket bantuan sosial Covid-19.

Selama ini, warga harus membayar belasan hingga puluhan ribu rupiah untuk bisa mendapatkan paket sembako yang dikirimkan pemerintah.

Salah satu warga RT 02 RW 022 Kelurahan Pluit, Tari (45) mengatakan, dirinya harus membayar Rp 15 ribu sampai Rp 20 ribu kepada ketua RT setempat supaya paket sembako bisa ia ambil.

Penarikan biaya ini sudah berlangsung beberapa kali di masa pandemi Covid-19 dan dirasakan warga setempat.

"Ngambilnya pakai KK ini. Bayarnya 15 ribu, kadang 20 ribu. Kalo nggak bayar, nggak dapat," kata Tari saat ditemui di permukiman RT 02 RW 022 Pluit, Minggu (22/11/2020).

Tari menuturkan, pada bulan-bulan awal bantuan sosial dikirimkan, dirinya dan warga lain masih merasakan paket sembako langsung dikirimkan.

Akan tetapi, pada tahap kesekian pengiriman bantuan sosial, warga mulai merasakan perbedaan sistem distribusi.

Yang terakhir, sekitar dua minggu lalu warga masih mendapatkan paket sembako dengan membayar biaya tersebut.

Beberapa hari belakangan, warga setempat mengetahui bahwa sudah ada kiriman paket sembako tahap kesekian.

Namun, sejumlah paket sembako tersebut hingga kini masih ditahan di rumah ketua RT.

Baca juga: FPI Tidak Terdaftar sebagai Ormas? Berikut Penjelasan Kapuspen Kemendagri

"Sudah lama. Tapi belum dibagiin. Kalo saya nanya (ke RT) kadang-kadang jawabannya, tau apa sih? Yang ngomong RT-nya," kata Tari.

"Selama ini warga sudah ngeluh, tapi susah kalo dilaporin bilangnya belum waktunya keluar," imbuhnya.

Hal serupa dikatakan warga lainnya, Nurmiyati (50).

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini