Kepolisi saat itu menduga kuat korban tewas dibunuh.
Di tubuh korban saat itu ditemukan bekas luka hantaman benda tumpul pada bagian kepala dan sejumlah luka lebam di bagian tubuh lainnya.
Namun, kepolisian sulit melakukan identifikasi terhadap korban karena minimnya petunjuk dan saksi saat itu.
Baca juga: Hanya Inginkan Motor, Siswa SMA Ini Otaki Pembunuhan Kawan Sendiri, Kini Divonis 9 Tahun
Terlebih saat itu tidak ditemukan identitas korban sama sekali , serta hasil sidik jarinya pun belum terekam dalam sistem E-KTP.
Polisi hanya mengungkap ciri-ciri korban saat itu.
Korban memiliki tahi lalat di bawah kuping kanan, rambut lurus sebahu, tinggi sekitar 150 sentimeter, dengan postur tubuh sedikit gemuk dan umurnya sekitar 25 tahun.
Korban saat ditemukan mengenakan baju lengan tiga perempat warna hijau muda bermotif garis-garis putih, berkerah sleting bergambar balon udara cukup besar di bagian dada serta legging warna hitam bergaris merah.
Kepolisian pun saat itu meminta masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga untuk melapor ke Polsek Makasar atau RS Polri serta kantor polisi terdekat.
Seiring berjalannya waktu, kepolisian terus menggali soal identitas korban. Namun hingga berakhirnya tahun 2019 tabir gelap kasus penemuan mayat wanita tersebut berum terungkap.
Curhat Kernet Bus jadi titik terang
Selama hampir 20 bulan lamanya identitas korban menjadi misteri.
Hingga akhirnya, polisi menemukan titik terang terkait identitas korban.
Belakangan korban diketahui bernama Hilda Hidayah (22) setelah polisi mengamankan dua pelaku pembunuhan.
Terungkapnya kasus tersebut berawal saat pelaku Muhammad Qhairul Fauzi alias Unyil (20) bercerita kepada sesama kerndektur bus di Terminal Kampung Rambutan.