"Ini masih kita datakan semua. Semuanya kita rujuk ke Wisma Atlet untuk kita lakukan standar protokol kesehatan. Kita akan swab, kita akan lihat, kalau tetap reaktif, kita akan rawat di sana. Diisolasi," jelas Yusri.
Lebih lanjut, Yusri mengimbau agar tidak ada pihak-pihak yang menciptakan kerumunan dalam melakukan kegiatan di tengah pandemi. Apalagi tingkat penularan Covid-19 di DKI Jakarta masih terbilang cukup tinggi.
"Di masa pandemi, penularan Jakarta cukup tinggi. Yang kita harapkan mereka semua mengerti tidak boleh ada kegiatan yang sifatnya berkerumun," ujar Yusri.
Koordinator lapangan (korlap) aksi 1812 Rijal Kobar angkat bicara soal sejumlah oknum massa aksi yang membawa senjata tajam (sajam) dan tertangkap polisi.
Rijal mengatakan bahwa itu bukan dari Aliansi Nasional Anti Komunis (ANAK) NKRI.
"Kalau ada yang tertangkap membawa sajam, saya yakini itu bukan dari kami," kata Rijal.
Rijal menyebut, ia tidak mengimbau massa aksi untuk membawa sajam.
"Saya tidak mengizinkan peserta aksi seperti itu. Saya juga belum dapat info," kata dia.
Rijal Kobar menyatakan pihaknya siap membantu massa yang diamankan aparat kepolisian saat hendak melakukan aksi di Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat.
Baca juga: Ambulans Ketahuan Bawa Makanan dan Minuman saat Aksi 1812: Kalau Polisi Haus Juga Kami Berikan
"Kita punya pihak hukum, nanti dari pihak hukum yang akan mengklarifikasi persoalan," kata Rijal.
Rijal mengaku belum mendapat info pasti berapa massa aksi yang diamankan, sebab saat bubar, massa terbelah ke beberapa titik.
"Info yang saya dapat dari Jawara ada empat orang. Yang lain belum tahu, karena terpecah-pecah nih, mungkin masih banyak lagi yang diamankan," pungkasnya.
Demo Ricuh
Aksi unjuk rasa 1812 ricuh, di lokasi area Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat sejumlah massa diminta membubarkan diri.