TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suhada, orangtua Faiz Ahmad Syukur salah satu laskar FPI yang tewas dalam insiden Tol Jakarta-Cikampek KM 50, menceritakan kejadian ketika anaknya hendak diotopsi oleh kepolisian.
Suhada mengaku tak mengizinkan polisi melakukan otopsi kepada anaknya.
"Selasa siang ada seseorang telepon, mengaku dari Polda Metro Jaya meminta izin (otopsi) by phone. Ini menurut saya sangat, sangat, sangat kurang beradab, kurang beretika," kata Suhada di kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Senin (21/12/2020).
Suhada geram saat menerima telepon itu.
Dia mengatakan waktu anaknya meninggal, tak ada pemberitahuan.
Dia bercerita bahkan sempat diusir pihak rumah sakit di RS Polri.
"Saya sendiri datang malam itu, karena pengumuman pihak kepolisian bahwa anak kami mereka yang bunuh. Maka kami berkesimpulan mayatnya ada di Soekamto. Kami ke sana, diusir enggak boleh lihat. Akhirnya hari Selasa baru diambil, itu juga dengan bantuan wakil rakyat," kata Suhada.
Akan tetapi saat hendak meminta izin otopsi, dia dihubungi lewat telepon.
"Ini apa? Kok lewat telepon? Ini menyangkut nyawa yang sudah gagal mereka lindungi. Ya tentu kami tak berikan izin," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Badan Hukum FPI Sugito Atmo Prawiro menjelaskan soal kedatangan keluarga korban ke Komnas HAM hari ini.
"Kami nanti akan menyerahkan semua dokumen yang terkait dengan penembakan 6 laskar, termasuk foto-foto dan beberapa kronogis yang terkait dengan kejadian tersebut," Sugito.
Sugito menyebut keterangan yang diberikan oleh Polda Metro Jaya soal insiden tersebut masih simpang siur.
Baca juga: Komnas HAM Beri Perhatian Khusus Proses Hukum Keluarga Enam Laskar FPI
"Kemarin kan dari pihak Polda Metro Jaya tentunya kerja sama dengan Mabes Polri sudah melakukam rekonstruksi, tapi rekonstruksi itu hanya dihadiri oleh penyidik saja, tak ada yang netral," kata Sugito.
Padahal, dikatakan Sugito, polisi merupakan bagian dari insiden di Tol Japek tersebut.
Maka itu, pihaknya akan melakukan diskusi dengan Komnas HAM terkait investigasi yang telah dilakukan selama ini.
"Tentunya kita akan kroscek dokumen yang ada dan keadaan yang ada terkait dengan kejadian tersebut. Kita nanti akan memaksimalkan dan berdiskusi dengan mereka," pungkasnya.