Kala Hilda masih berpacaran dengan Indra dan korban bekerja sebagai pegawai di warung makan milik Harum, Hilda pernah menyampaikan curhatannya.
"Kata Hilda si Indra ini orangnya kasar, dia juga sering berantem pas pacaran. Tapi saya enggak nyangka kok si Indra bisa setega itu sampai membunuh, padahal dia kenal sama saya. Sering makan di warung," kata Harum.
Kini setelah kasus pembunuhan Hilda terungkap pada 14 Desember 2020, Harum bersyukur dan berterima kasih atas kerja jajaran Unit Reskrim Polsek Makasar.
Pasalnya selama nyaris dua tahun pihak keluarga mengira Hilda dalam keadaan sehat tapi tidak memberi kabar karena hubungannya dengan Indra tak direstui.
"Saya berterima kasih banget sama pak polisi, sama pak Kapolda (Metro Jaya) karena sudah mengungkap kasus ini. Kalau enggak terungkap kami mengiranya Hilda masih hidup tapi enggak kasih kabar," ujarnya.
Indra dijerat pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana, juncto 338 KUHP tentang Pembunuhan, juncto pasal 80 ayat 3 UU no 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.
Unyil yang ikut membantu dijerat pasal 340 KUHP, juncto pasal 338 KUHP, juncto 351 ayat 3 KUHP tentang Penganiayaan Mengakibatkan Kematian, juncto pasal 56 KUHP.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Sebelum Dibunuh, Hilda Hidayah Ungkap jadi Korban KDRT di Buku Diari