SMA Tarakanita 1 Jakarta akan Terima Siswa Putra, Orang Tua Siswa dan Alumni Bersuara
Sejak awal berdiri tahun 1962, SMA Tarakanita I memang khusus untuk peserta didik putri saja (homogen).
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para orang tua murid (OTM) Sekolah Menengah Atas (SMA) Tarakanita 1 Jakarta Selatan bersuara atas keputusan pihak sekolah yang mengubah status SMA Tarakanita I dari homogen putri menjadi heterogen (menerima peserta didik putra).
Keputusan pihak Yayasan Tarakanita, yang menaungi SMA Tarakanita I, mengubah status homogen putri, diketahui para orang tua murid setelah adanya surat dari Kepala Sekolah pada 7 Agustus 2024, yang pada intinya menyatakan mulai tahun ajaran 2025/2026 akan menerima peserta didik putra.
Pihak orang tua murid pun protes dan tak terima jika SMA yang beralamat di Jalan Puloraya IV No.17 Kebayoran Baru Jakarta Selatan itu menerima peserta didik laki-laki.
Apalagi sejak awal berdiri tahun 1962, SMA Tarakanita I memang khusus untuk peserta didik putri saja (homogen).
Salah Satu Perwakilan Orang Tua Murid, Andini, mengatakan semua wali murid kaget mengetahui rencana tersebut. Apalagi pihak SMA Tarakanita I tidak pernah membicarakan hal itu kepada wali murid.
“Dan sampai dengan saat ini, pihak SMA Tarakanita I tidak membuka ruang untuk audiensi atau mendiskusikan permasalahan ini,” ujar Andini seperti dikutip pada Senin (25/11/2024).
Andini menjelaskan kebijakan SMA Tarakanita I Jakarta Selatan ini menimbulkan keresahan, baik antara para orang tua murid, juga para pelajar putri-putri sebagai peserta didik.
Para orang tua murid sudah berulang kali menyampaikan penolakan. Bahkan pada 8 Agustus 2024, peserta didik yang saat ini di kelas X, XI dan XII melakukan aksi protes di sekolah.
Alih-alih mengubah kebijakan, pihak sekolah malah menebar surat tentang penerimaan peserta didik baru (PPDB) jalur reguler untuk putra.
Orang Tua Murid juga menemukan brosur pengadaan tes dan wawancara untuk calon peserta didik putra.
Mereka kemudian kembali melayangkan protes 21 Oktober 2024, dan meminta agar kebijakan itu ditunda. Jangan menerima peserta didik putra pada tahun ajaran 2025/2026, 2026/2027.
“Namun sangat disayangkan, Kepala Sekolah SMA Tarakanita I bersikap kekeh, menyatakan tetap akan menjalankan perubahan status sekolah dan berharap semua pihak bisa menerima keputusan yang diambil oleh Yayasan Tarakanita,” jelas Andini.
“Perubahan status ini sudah menimbulkan keresahan di antara kami para OTM. Beberapa orang tua menyatakan menyesal mendaftar apabila mengetahui perubahan status ini dan mempertimbangkan untuk mencari sekolah swasta lain,” jelasnya.