TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gempa dahsyat berkekuatan 6,9 skala richter yang mengguncang Mamuju, Sulawesi Barat pada Jumat (15/1/2021) pukul 02:28 WITA meluluhlantakan fasilitas umum serta rumah warga.
Akibatnya, ribuan kepala keluarga (KK) kehilangan tempat tinggal dan terpaksa tinggal di pengungsian saat ini.
Mirisnya kondisi tersebut seperti yang terlihat ketika Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra, Ahmad Muzani mengunjungi posko pengungsian di Desa Botteng Kecamatan Simboro, Mamuju, Sulawesi Barat pada Kamis (28/1/2021).
Kedatangannya turut didampingi Wakil Ketua Komisi 5 DPR RI, H Andi Iwan Darmawan Aras yang juga Ketua DPD Gerindra Sulawesi Selatan; Ketua OKK DPP Gerindra, Prasetyo Hadi.
Selain itu, Anggota DPR RI komisi II, Abdul Karim Aljufri; Koreg Sulawesi DPP Gerindra yang juga anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tengah, Adam Muhammad serta sejumlah Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan.
Kedatangan rombongan disambut gembira warga yang kini tinggal di posko pengungsian.
Mereka pun menyampaikan beragam kebutuhan serta harapan saat ini.
Bersamaan dengan diskusi, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI itu menyaksikan sejumlah keterbatasan yang dirasakan para korban gempa.
Tidak hanya kebutuhan pokok, mulai dari makanan hingga pakaian, mereka juga diungkapkannya kekurangan tenda pengungsian untuk beristirahat.
Oleh karena itu, dirinya berharap agar pemerintah daerah dapat segera memperbaiki permukiman warga sekaligus fasilitas umum di Sulawesi Barat.
Tujuannya agar aktivitas masyarakat bisa kembali normal.
“Kami akan diskusi dengan pemerintah daerah, karena itu saya bawa anggota DPR, yaitu dari komisi infrastruktur. Mudah-mudahan kita dari Fraksi Gerindra bisa membantu lebih banyak lagi,” ungkap Ahmad Muzani dalam siaran tertulis pada Kamis (28/1/2021).
Bersamaan dengan hal tersebut, dirinya menyampaikan pihaknya telah menggalang donasi, termasuk pemotongan gaji anggota DPR RI Fraksi Gerindra dan sejumlah kader.
Bantuan berupa kebutuhan pokok, obat-obatan, tenda serat kebutuhan bayi dan perempuan itu kemudian disalurkan ke sejumlah posko pengungsian di Sulawesi Barat.