News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sosok Korban Begal Pesepeda di Jakarta, Pelaku Langsung Dibekuk

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pesepeda saat melintas di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat,Senin (18/1/2021). penggunaan sepeda selama Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jakarta mengalami kenaikan 4,01 persen. Pesepeda memang semakin banyak saat pandemi corona muncul. Tribunnews/Jeprima

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Begal pesepeda kembali beraksi.

Seperti yang terjadi di Jalan Prof Dr Latumenten, Grogol Petamburan, Jakarta Barat beberapa waktu lalu.

CCTV No Blind Spot bantu Polres Metro Jakarta Barat tangkap pelaku yang begal staf ahli Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Jalan Latumenten.

Total, ada lima dari enam pelaku yang telah dibekuk.

Mereka berinisial SM (37), AS (38), EU (39), MA (24) dan TT (34).

"Sedangkan 1 orang itu masuk DPO yakni berinisial KO," kata Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Ady Wibowo saat merilis kasus tersebut yang disiarkan melalui akun Instagram Polres Jakbar, Kamis (28/1/2021).

Dua dari lima pelaku tersebut yakni terpaksa dihadiahi timah panas di bagian kakinya karena berusaha melawan saat hendak ditangkap.

Ady menjelaskan, semula pihaknya menangkap SM dan AS di tempat persembunyiannya di kawasan Kresek Kabupaten Tangerang pada Rabu (27/1/2021) kemarin.

"Kemudian ketiga pelaku lainnya ditangkap berdasarkan keterangan dari dua pelaku yang ditangkap sebelumnya," kata Ady.

Ady menjelaskan, dari pemeriksaan sementara, pelaku diketahui sudah 25 kali beraksi di sejumlah lokasi di Jakarta Barat.

Mereka mencari korbannya secara acak.

Adapun dalam kasus ini korban Slamet Supriyadi yang merupakan staf ahli Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sedang bersepeda di Jalan Latumenten.

Saat itu korban yang meletakan ponsel di bagian stang, langsung dipepet oleh pelaku yang mengendarai sepeda motor secara bergerombol.

Korban yang berusaha mengejar pelaku justru terjatuh dan alami luka.

"Kelompok ini juga tidak segan-segan melukai korbannya menggunakan senjata tajam," tuturnya.

Irjen. Pol. Drs. Jhonny Siahaan  untuk mengucapkan terima kasih kepada polisi atas tertangkapnya pelaku jambret yang beraksi hingga membuatnya terjatuh dari sepeda.

Kapolres Metro Jakarta Barat saat menerima penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atas pengungkapan kasus begal pesepeda. ( Dok. Polres Jakarta Barat)

Atas tangkapan tersebut Jhonny mengucapkan terima kasih kepada polisi atas tangkapan tersebut.

"Kami dari kementerian LHK terima kasih dan apresiasi kepada Polres Metro Jakarta Barat khususnya Satreskrim yang sudah bisa dengan cepat mengungkap kasus pencurian pemberatan di Jalan Latumenten," kata Johnny di Polres Metro Jakarta Barat

Menurutnya, dari kejadian lalu terlihat bahwa ada modus kejahatan baru yang terorganisir dalam menyasar pesepeda.

Dari tangkapan tersebut, pihaknya memberikan piagam penghargaan kepada Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat.

"Mohon Pak Kapolres menerima piagam yang diberikan. Demikian yang kami sampaikan, mudah-mudahan Polres Metro Jakarta Barat lebih mantap mengamankan, dan lebih mantap proporsional," ujar Jhonny.

Tanggapan kriminolog

Kriminolog Adrianus Meliala mengatakan, lokasi yang ramai justru memudahkan pelaku penjambretan melakukan aksinya.

Sebab, modus pelaku penjambretan adalah grab and run atau merampas kemudian lari. Hal ini membutuhkan dua unsur, yakni kecepatan serta dadakan. Unsur dadakan, diperoleh dari situasi yang ramai.

"Unsur dadakan diperoleh dari situasi yang ramai, di mana orang tidak mengira atau menduga akan ada penjambretan," ujar Adrianus seperti dikutip dari Kompas.com beberapa waktu lalu.

Situasi yang ramai juga membuat orang-orang lebih memilih saling menunggu untuk menolong.

Pada akhirnya, banyak orang yang memutuskan untuk tidak menolong korban. Sedangkan unsur kecepatan, diperoleh dari penggunaan sepeda motor.

Kendaraan ini dimanfaatkan oleh pelaku karena cepat dan dapat masuk ke jalan sempit atau gang-gang perumahan.

Sementara jika berada di tempat sepi, faktor penentunya adalah ketidakmampuan korban untuk bereaksi secara cepat. Di lokasi sepi, pelaku biasanya memilih korban wanita atau anak-anak.

Baca juga: Heboh Foto Pesta setelah Divaksin, Raffi Ahmad Bela Anya Geraldine: Ada Aja Orang Sirik

Baca juga: Saat Tukang Pikul Mogok, Jenazah Pasien Covid-19 Terlantar, Keluarga Angkut Sendiri Peti Tanpa APD

"Kalau di tempat sepi, maka faktor korban yang tidak agile biasanya menjadi menentukan," ucap Adrianus.

Ada pula penyebab lain, yakni perilaku gaya hidup para pesepeda. Dia mengatakan, saat bersepeda, mereka kerap melakukannya sambil menelepon atau menempatkan handphone pada setang sepeda.

Tak hanya itu, pesepeda juga kerap menyimpan gadget mereka di kaos belakang dan terlihat oleh pelaku.

Menurut Adrianus, maraknya aksi penjambretan yang menyasar pesepeda di Ibu Kota terjadi lantaran munculnya biaya sosial atau social cost dari gaya hidup bersepeda.

Antisipasi aksi begal

Chriswanto, pesepeda dari Komunitas Brompton Owners Group Kelapa Gading & Sekitarnya, mengimbau para pesepeda diimbau agar tidak meletakkan benda berharga di tempat yang mudah dijangkau oleh penjambret, seperti di area stang atau kantong belakang jersey. Pelaku mudah merampas barang korban kemudian kabur.

Kedua, jika pesepeda terpaksa bersepeda sendirian, maka hindari jalanan yang sepi dan gelap.

Para pesepeda juga diminta tidak menunjukkan gawai maupun benda berharga lainnya.

Apabila sedang bersepeda bersama, pastikan jarak antara satu pesepeda dengan lain berdekatan.

Pasalnya, pelaku biasanya mengincar pesepeda yang lepas dari pleton atau mereka yang bersepeda sendirian. Chriswanto menekankan agar pesepeda mengenakan helm demi keamanan.

Baca juga: Saat Tukang Pikul Mogok, Jenazah Pasien Covid-19 Terlantar, Keluarga Angkut Sendiri Peti Tanpa APD

Sementara itu, Ketua Komunitas Bike to Work Indonesia, Poetoet Soedarjanto mengatakan, pilihan waktu saat bersepeda juga penting diperhatikan.

Apabila pesepeda biasa bersepeda harian seperti bekerja, disarankan mencari teman gowes yang searah.

Namun jika bersepeda sebagai olahraga atau berekreasi, pesepeda bisa memilih jalan yang aman serta waktu yang tepat.

Para pesepeda diingatkan untuk selalu waspada dengan keadaan sekitar.

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Lagi, Begal Pesepeda, Kini Stafsus Menteri LHK Berpangkat Irjen jadi Korban di Grogol Petamburan

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul CCTV No Blind Spot Bantu Polres Jakbar Tangkap Pelaku Begal Pesepeda

Sumber: Warta Kota/Kompas.com/Tribun Jakarta

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini