TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jane (34), bukan nama asli, mengaku tak ada yang mengetahui dirinya selama tujuh tahun menjadi agen rahasia.
Bahkan keluarga dan teman-temannya tidak ada yang tahu dirinya sebagai mata-mata.
Jane tergabung dalam jasa detektif swasta bernama Detektif Angel.
TribunJakarta.com sempat berbincang bersama Jane di sebuah kedai kopi di kawasan Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Ia mengenang tugas pertamanya adalah membuntuti perempuan yang diduga selingkuh.
"Pertama kali itu mengikuti perempuan yang diduga selingkuh. Dikasih tahu sama senior, rumah targetnya di mana. Kita tungguin di depan rumahnya, target keluar kita ikuti," ungkapnya.
Baca juga: Cerita Detektif Swasta di Jakarta Kerap Ditugaskan Intai Kasus Perselingkuhan
Jane pun mengekor target perempuan itu sampai akhirnya ketahuan selingkuh dengan pria lain.
Agen rahasia harus memiliki kesabaran dan fokus di atas rata-rata. Soalnya, ia tak boleh lengah ketika memata-matai target.
Selain itu, Jane kerapkali mengubah penampilannya sesuai dengan target.
Miss Angel sering memintanya untuk mengubah warna rambut.
"Dalam sebulan bisa dua kali ganti warna rambut," terangnya.
Dalam setiap penyamarannya, Jane biasanya didampingi bersama seorang rekan atau tim.
Saat mengungkap kasus perselingkuhan, Jane ternyata hanya membawa satu alat ini.
Misi Jane selama tujuh tahun bertugas sebagai agen rahasia selalu berjalan mulus.
Nama samaran Jane sama dengan tokoh fiktif Jane Kano yang diperankan Ella Balinska dalam film Charlie Angels yang dirilis tahun 2019 silam.
Di awal karirnya, Jane bercerita dirinya didampingi beberapa agen sebagai mentor selama satu bulan.
Mentornya mengajari Jane cara menguntit target tanpa dicurigai.
Ia juga diajarkan cara mengoperasikan video lewat kamera.
Agen rahasia detektif swasta yang kerap dapat tugas intai kasus perselingkuhan hingga mengungkap rahasia para pelakor.
Di film-film action, pekerjaan detektif identik dengan memata-matai target, bahkan tak segan-segan seorang detektif akan terlibat baku hantam jika ada sesuatu yang menghalangi pengintaiannya.
Tapi yang satu ini berbeda sekali. Tidak seperti di film, tugas mereka bukan baku hantam dengan musuh, tetapi menguntit para pasangan yang diduga selingkuh.
Jane bersedia menyingkap profesinya sebagai agen rahasia yang bekerja di bawah perintah miss Angel, atasannya.
Perempuan berambut pirang itu bercerita awal mula menjadi seorang mata-mata atau tukang intai.
Pekerjaannya ini sudah dimulai sejak tujuh tahun silam, sekira tahun 2014.
Sebelum menjadi seorang agen rahasia, Jane bekerja sebagai seorang tele marketer di sebuah bank swasta.
Rutinitas yang monoton di bank menyebabkan dia bosan. Menghabiskan banyak waktu dengan duduk dan berlama-lama di ruangan ber-AC membuatnya tidak betah.
Ia memutuskan mencari pekerjaan baru melalui internet. Lalu tak sengaja Jane menemukan sebuah situs tentang jasa detektif swasta bernama www.detektifangel.com.
Jane awalnya heran ada pekerjaan menjadi mata-mata swasta.
"Awalnya saya iseng main ke situsnya, pura-pura jadi klien. Saya kemudian bertanya, kerjanya bagaimana," ujarnya kepada TribunJakarta.com pada Kamis (25/2/2021).
Meski awalnya tak percaya, Jane malah tertarik dengan pekerjaan rahasia itu.
Ia bertanya bagaimana caranya menjadi seorang detektif.
Miss Angel pun memberitahu berbagai persyaratan yang harus dipenuhi Jane.
Di antaranya keahlian bahasa dan bela diri.
Semua wawancara dilakukan via telepon tanpa tatap muka sekalipun.
Bahkan, sampai sekarang, ia tak mengetahui wajah asli atasannya yang memberi perintah.
Setelah dua minggu menunggu, Jane akhirnya diterima menjadi agen rahasia oleh miss Angel.
Selain itu, Jane kerapkali mengubah penampilannya sesuai dengan target. Miss Angel sering memintanya untuk mengubah warna rambut.
"Dalam sebulan bisa dua kali ganti warna rambut," terangnya.
Dalam setiap penyamarannya, Jane biasanya didampingi bersama seorang rekan atau tim.
Mayoritas Kasus Perselingkuhan
Sejak 2014, Jane telah menuntaskan beragam kasus. Ia mengaku semua misi yang diberikan berjalan mulus.
Dari sekian banyak kasus yang ditangani, mayoritas karena masalah perselingkuhan. Sisanya, mencari orang hilang atau mengecek latar belakang seseorang.
Kasus perselingkuhannya beraneka macam, mulai dari pasangan lawan jenis hingga sesama jenis.
Pengungkapan kasus yang terakhir disebutkan malah tak jarang dilakukan Jane.
"Kalau target dari pasangan sesama jenis itu banyak. Udah enggak aneh," katanya enteng.
Tak hanya di dalam kota, ia kerap ditugasi ke luar kota. Bahkan, Jane juga pernah mengungkap kasus sampai ke Negeri Gajah Putih, Thailand.
Dari banyak kasus perselingkuhan, 80 persen target yang ditangani terbukti memadu kasih dengan pelakor.
Menjadi agen rahasia harus tahan banting. Tak ada batas waktu dalam bekerja. Jane mengaku akan stand by 24 jam. Soalnya, sebuah misi datang tanpa mengenal waktu.
"Saya pernah di-call tengah malam. Udah tidur itu. Saya kerjain enggak boleh enggak. Saya pribadi selalu sigap enggak pernah menolak tugas," terangnya.
Tak ada yang tahu
Jane bercerita pekerjaannya sebagai mata-mata tak diketahui orang lain.
Bahkan, keluarga terdekatnya pun tidak ada yang tahu.
Ia betul-betul menjaga privasinya sebagai agen.
Jane saat ini mengaku masih berstatus single. Kekasihnya juga tak tahu apa pekerjaannya.
Bila menikah, mungkin pekerjaan ini akan dipertimbangkan lagi.
Secara pribadi, teman-teman dekatnya menilai Jane adalah sosok yang terbuka.
Namun, ketika berada di dunia mata-mata, Jane berubah 180 derajat.
Ia menjadi pribadi yang tertutup.
"Kalau kumpul sama teman-teman saya terbuka. Kalau ditanya kesibukannya, saya jelaskan lagi sibuk jualan online," terangnya.
Selama tujuh tahun bergelut di dunia agen rahasia, Jane menikmatinya.
Ia menilai menjadi agen rahasia unik dan berbeda daripada pekerjaan lain.
Ia merasa pekerjaannya ini seperti sedang beraksi di dalam film-film hollywood.
"Kayak di film James Bond atau Charlie Angel's. Karena saya hobi nonton film-film action juga," pungkasnya.