TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Empat pasien tersangka Herman gondrong alias Ustaz Gondrong, pengganda uang mendatangi Markas Kapolisian Polres Metro Bekasi.
Kedatangan mereka untuk melaporkan karena merasa tertipu oleh Herman Gondrong, pengganda uang di Babelan, Kabupaten Bekasi yang videonya viral di media sosial.
"Iya benar ada empat korban tersangka datang, kami sudah melakukan pemeriksaan. Mereka ini tinggal di luar lingkungan pelaku," kata Kapolres Metro Bekasi, Kombes Pol Hendra Gunawan, pada Jumat (26/3/2021).
Baca juga: Herman Gondrong Jadi Tersangka, Keluarga di Babelan Kunci Rumah, Memilih Bungkam
Baca juga: Herman Gondrong Beli Peralatan Gandakan Uang, Kotak Hitam dan Jenglot Palsu di Tambun
Hendra menjelaskan alasan empat orang ini meminta pertolongan kepada Hermawan, karena terpukau setelah menonton video saat pelaku melakukan penggandaan uang.
Empat orang korban yang sudah diperiksa ini, menilai bahwa aksi penggandaan uang oleh tersangka Herman di rumah mertuanya di Kampung Ujung Harapan, Gang Veteran RT 01 RW 03, Kelurahan Bahagia, Kecamatan Babelan ini memang benar-benar sesuai.
"Artinya, orang-orang ini menganggap pelaku itu mampu melakukan apa saja. Ditambah ada aksi penggandaan uang yang viral itu, jadi mereka merasa bahwa pelaku ini sakti. Karena memang video pelaku saat menggandakan uang cukup menyakinkan," ucapnya.
Berdasarkan keterangan korban, kata Hendra, pertama seorang ibu yang sedang sakit keras.
Kedatangannya kepada pelaku ini berharap, agar penyakitnya bisa di sembuhkan dengan pengobatan yang diberikan oleh pelaku.
Kemudian, pelaku ini memberikan jamu kepada seorang ibu itu akan tetapi dari minum jamu itu tidak ada perubahan.
"Di sini kami patut diselidki atas jamu yang diberikan, kami khawatir jamu itu kontra diktif terhadap penyakitnya. Bukannya sembuh, tapi tambah parah. Makanya, jamu yang dibuat oleh pelaku masih kita selidiki, apa saja bahan dasarnya," tuturnya.
Selain itu, Hendra menuturkan, ada juga orang yang dateng kepada pelaku ini untuk meminta pengasihan atau pelet daya tarik.
Pelaku memberikan air kepada korbannya untuk mandi.
Lalu ada juga yang perkarangan rumah pasiennya diberikan percikan-percikan air sambil di doakan.
"Ada yang harus berkali-kali dateng ke tempat pelaku. Tapi sampai sekarang tidak membuahkan hasil, tidak seperti yang disampaikan pelaku. Pasiennya merasa kecewa karena tidak sesuai yang diharapkan. Seperti, menambah rezeki, penglaris, dan lain-lainnya," beber dia.