Laporan wartawan Tribunnews.com, Lucius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Faizi (29), pria asal Kebumen, Jawa Tengah, seorang diri duduk di sebuah restoran cepat saji yang berada di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Senin (3/5/2021) sore.
Tas ransel dan sebuah kardus terlihat menjadi bawaan pria yang sudah empat tahun bekerja sebagai supir pribadi bagi seorang pengusaha restoran di Tangerang itu.
Faizi mengaku hendak mudik ke Kebumen.
Alasan mudik yaitu untuk merayakan hari raya Idul Fitri bersama ayahnya, yang kini hidup di Kebumen seorang diri.
"Alasan mudik ya ingin kumpul keluarga saja di hari raya. Rindu orang tua, rindu ayah, kan ibu sudah tidak ada," ucap Faizi kepada Tribun Network di Pasar Senen, Jakarta, kemarin.
Faizi tiba di Stasiun Pasar Senen sekira pukul 15.00 WIB.
Dari Tangerang, pria yang masih lajang itu menggunakan kereta commuter line yang mengantarnya ke Stasiun Pasar Senen.
Baca juga: Bus AKAP Bisa Ajukan Stiker Khusus Via Online Agar Tetap Bisa Beroperasi Selama Larangan Mudik
Kereta api (KA) yang akan mengantar Faizi ke Kebumen diperkirakan tiba di Stasiun Pasar Senen sekira pukul 17.30 WIB.
"Datang lebih awal (ke stasiun) karena harus mengurus tes Covid-19 ini, kan itu sudah prosedurnya," kata Faizi.
Faizi mengungkapkan, dia telah mengetahui adanya larangan mudik lebaran yang akan berlaku pada tanggal 6-17 Mei.
Dia sendiri memutuskan untuk pulang ke Kebumen pada 3 Mei karena aturan tersebut.
Selagi sempat, kata Faizi, ya harus mudik.
Baca juga: Pemudik Sepeda Motor Padati Jalur Pantai Utara Jawa, Pilih Perjalanan Malam
Merayakan Idul Fitri di Kebumen cukup berharga baginya, utamanya agar sang ayah tidak merasa sepi di hari raya.
"Saya tahu (ada larangan mudik). Tapi ya selagi sempat ya harus mudik. Kasihan ayah saya kalau lebaran saya engga pulang, takutnya dia sepi gitu," ujar Faizi.
Faizi tidak bermaksud melanggar aturan yang diterbitkan pemerintah terkait larangan mudik. Hanya saja, menurut Faizi, aturan larangan mudik itu tidak sejalan dengan adanya prosedur-prosedur yang harus dilalui sebelum melakukan perjalanan.
"Engga bermaksud melanggar, tapi kan kita sudah melalui prosedur prokes (protokol kesehatan) yang ketat. Masa mudik masih dilarang?" tanya Faizi.
Faizi telah menjalani serangkaian pemeriksaan Covid-19 sebelum keberangkatan keretanya. Dia telah menjalani tes Swab Antigen, juga pemeriksaan menggunakan GeNose di Stasiun Pasar Senen.
"Alhamdulillah hasilnya negatif. Insyallah aman dari virus Covid-19," kata Faizi.
Pertanyakan Larangan Mudik Lebaran
Faizi kemungkinan kembali lagi ke Tangerang setelah lebaran.
Tentunya juga setelah aturan larangan mudik itu berakhir.
Faizi juga mengomentari aturan larangan mudik lebaran yang diterbitkan pemerintah.
Menurutnya, ada hal yang cukup kontradiktif dari pemberlakuan aturan tersebut.
Pasalnya, aturan larangan mudik diterbitkan di tengah situasi di mana tempat-tempat hiburan seperti mal dan obyek wisata diperbolehkan dibuka.
"Tempat hiburan kayak mal, wisata, dibuka, tapi kenapa mudik dilarang? Bukannya sama saja memungkinkan terjadinya kerumunan?" ucap Faizi.
Menurut Faizi, kontradiktif antara aturan larangan mudik dengan dibukanya tempat-tempat hiburan seperti mal dan obyek wisata merupakan hal yang lucu. Faizi menuturkan, beberapa waktu belakangan, sejumlah mal dan tempat wisata ramai dibanjiri pengunjung.
Baca juga: Bos Angkasa Pura II Pastikan Kesiapan Bandara Dukung Periode Larangan Mudik
"Sekarang mal ramai, tempat wisata juga ramai dikunjungi warga. Kan jadinya lucu, sama-sama saja ada kerumunan," ujar Faizi.
"Kalau tempat wisata dan mal masih buka dan ramai, harusnya mudik engga usah dilarang. Kan jadinya sama saja (sama-sama menimbulkan kerumunan)," sambung dia.
Atas dasar itu, Faizi mengharapkan agar pemerintah mengkaji ulang kebijakan-kebijakan yang dinilainya kontradiktif. Utamanya kebijakan-kebijakan terkait penanganan pandemi Covid-19.
"Ya harusnya dikaji ulang aturan-aturan soal Covid-19 ini. Di sisi mudik ada larangan, di sisi lain tempat-tempat hiburan masih buka. Jadi engga efektif," ujar dia.
Selain itu, Faizi turut berharap agar pandemi Covid-19 segera berlalu. Pandemi Covid-19, lanjut dia, membuat hidup masyarakat menjadi lebih berjarak satu dengan yang lain.
Yang biasanya bisa saling silaturahmi, sekarang menjadi sulit. Dan juga, pandemi Covid-19 telah merugikan Faizi secara materil.
"Harapannya semoga pandemi Covid-19 bisa segera berlalu. Karena pandemi Covid-19 ini membuat hidup susah, kita jadi berjarak untuk silaturahmi," ujar Faizi.
"Lalu karena pandemi juga saya ada potongan uang kerja. Yang biasa terima uang rokok mingguan, kini tidak. Kini cuma terima gaji," kata dia.