TRIBUNNEWS.COM - Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan menyoroti kinerja aparat keamanan dan aparat hukum terkait praktik pungutan liar (pungli) dan premanisme di Tanjung Priok dan Jakarta secara umum.
Diketahui beberapa hari yang lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapat keluhan dari sopir truk terkait adanya preman dan pungli di Pelabuhan Tanjung Priok.
Jokowi pun langsung menelepon Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.
Tigor menilai, memang telepon Presiden Jokowi lah yang membuat semua aparat turun membereskan dan menangkap beberapa preman di wilayah tersebut.
"Apakah memang harus ada pengaduan langsung ke Presiden Jokowi baru ada tindakan nyata penyelesaian sebuah masalah? Praktik pungli dan premanisme di Jakarta juga Indonesia sudah selalu marak terjadi serta 'dipelihara' dalam waktu yang sangat lama," ungkap Tigor kepada Tribunnews.com, Senin (14/6/2021) melalui keterangan tertulis.
Baca juga: Sosok Koordinator Pungli di Tanjung Priok, Karyawan Outsourcing Punya Sepatu Harga Rp 2,7 Juta
Tigor menyebut bukan rahasia lagi praktik pungli serta premanisme yang hidup subur di Jakarta atau Indonesia dilakukan terorganisir dan melibatkan aparat pelayanan publik itu sendiri.
Padahal, lanjut Tigor, Presiden Jokowi sudah pernah bertahun lalu membuat Program Pemberantasan Pungli.
Kinerja dan hasil program tersebut pun menjadi dipertanyakan.
"Masih maraknya praktik pungli dan premanisme adalah bukti tidak bekerjanya dengan baik aparat kemanan serta penegak hukum mengerjakan program pemberantasan pungli yang dicanangkan Presiden Jokowi tersebut," ungkapnya.
Pungli di Tanjung Priok Bukan Hal Baru
Tigor mengungkapkan, pungli dan premanisme di Tanjung Priok dan Jakarta bukan barang baru.
Ia menyebut banyak kasus pungli dan premanisme terjadi di Jakarta bahkan sampai jatuh korban jiwa.
"Para preman juga aparat bertarung nyawa dalam praktik pungli dan premanisme. Begitu pula soal premanisme di pelabuhan Tanjung Priok pernah diangkat serta dilawan pengemudi truk pada tahun 2006 dan 2007 hingga mereka membawa truk besar mereka ke DPR RI ketika itu," ungkap Tigor.
Baca juga: Pungli Cuma Sebagian Kecil dari Kusutnya Persoalan di Pelabuhan
Tigor menduga kuat, praktik pungki dan premanisme di pelabuhan Tanjung Priok dan Jakarta dilakukan secara terorganisir dan melibatkan aparat pelabuhan juga aparat kemananan.