News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penanganan Covid

Sekelumit Kisah Awak Bus Sekolah Bantu Evakuasi Pasien Covid-19: Dehidrasi Hingga Kekurangan Oksigen

Penulis: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasien terkonfirmasi Covid-19 bersiap menjalani perawatan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, dengan menggunakan bus sekolah dan ambulans dari Puskesmas Menteng, Jalan Pegangsaan Barat, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (30/6/2021). Sebanyak 40 orang pasien terkonfirmasi Covid-19 dari Kecamatan Menteng menjalani perawatan di Wisma Atlet. Warta Kota/Henry Lopulalan

Mereka wajib memakai baju hazmat untuk berjam-jam lamanya.

Seorang awak bus yang menangani evakuasi pasien Covid-19, Agus Ramlan (34), mengaku, mengenakan baju hazmat tidak begitu nyaman.

Menurutnya, setelah memakan baju hazmat, Agus harus menahan lapar dan haus berjam-jam.

“Berkeringat. Tapi, mau tetap harus pakai baju hazmat,” ungkap Agus, Rabu (23/6/2021).

Sejak dari lokasi penjemputan pasien yang terpapar Covid-19 hingga ke rumah sakit rujukan, tubuh Agus harus terlindungi.

“Kalau dibilang nggak nyaman, ya nggak nyaman. Apalagi saat berkendara kan perlu konsentrasi, fokus. Stamina juga harus fit,” ucap Agus.

Namun, Agus mengakui, kerap kali ia kehilangan konsentrasi.

“Pandangan menjadi terbatas. Ditambah kondisi tubuh yang dehidrasi. Agak repot,” ujar Agus.

Pasien terkonfirmasi Covid-19 bersiap menjalani perawatan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, dengan menggunakan bus sekolah dan ambulans dari Puskesmas Menteng, Jalan Pegangsaan Barat, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (30/6/2021). Sebanyak 40 orang pasien terkonfirmasi Covid-19 dari Kecamatan Menteng menjalani perawatan di Wisma Atlet. Warta Kota/Henry Lopulalan (Warta Kota/Henry Lopulalan)

Selama proses evakuasi, selama itu pula Agus mengenakan baju hazmat.

Apalagi dengan kondisi saat ini kasus Covid-19 terus meningkat.

“Saya paling lama pakai hazmat, dari jam 11 siang sampai tujuh malam. Jadi, evakuasi di titik. Satu titik tiga kali jemput tanpa lepas hazmat,” ujarnya.

Padahal sebelum kasus Covid-19 di DKI Jakarta melonjak, paling lama Agus memakai baju hazmat tidak lebih dari lima jam.

“Penjemputan pasien Covid-19 juga tidak lebih dari dua titik,” ujar Agus.

Meski demikian, situasi itu harus dijalani Agus untuk melindungi diri.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini