News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Viral Video Pasien Covid-19 Terbaring di Parkiran dan Mobil Pikap, Ini Penjelasan RSUD Kota Bekasi

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasien Covid-19 di Bekasi di atas mobil pikap.

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI -  Viral di media sosial sebuah video yang menggambarkan sejumlah pasien Covid-19 tengah dirawat oleh petugas berpakaian alat pelindung diri (APD) di halaman parkiran hingga di atas mobil pikap di RSUD dr Chasbullah Abdulmajid, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Di video itu terlihat beberapa pasien terlihat tidur di atas tikar yang digelar di halaman parkir kendaraan.

Ada juga pasien yang duduk di kursi roda dan adapula yang terbaring di atas mobil pikap.

Direktur Utama RSUD Kota Bekasi Kusnanto Saidi membenarkan video tersebut.

Dia mengatakan kejadian tersebut terjadi pagi tadi, Jumat (25/6/2021).

"Tadi pagi (kejadiannya), jadi karena pasien enggak sabar menunggu di kursi roda. Jadi memilih tidur," kata Kusnanto seperti dikutip dari Kompas.TV.

Baca juga: BERITA FOTO: Rumah Sakit Penuh, Pasien Covid-19 di Bekasi Ditampung dalam Tenda

Kustanto menjelaskan bahwa pasien datang dengan kondisi kritis sehingga langsung diperiksa petugas begitu tiba di rumah sakit.

"Mereka datang, kondisinya sudah sangat kritis, kami hadir dong, tidak harus diturunkan di tempat. Kami langsung sigap, petugas kami sigap untuk menangani langsung di mana pasien itu datang," ujar Kusnanto.

"Mereka datang dengan gejala (Covid-19) semua. Nanti pemeriksaan di tenda sama di lorong yang kita siapkan itu, triase namanya, pemeriksaan awal," tambahnya.

Dia mengatakan, pasien di tenda darurat bukan pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Mereka akan diperiksa lebih dahulu dengan swab PCR sembari dilakukan perawatan.

"Ini (tenda) sebenarnya ruang screening, jadi pasien datang ada yang belum PCR ada yang sudah PCR. Nah, yang belum ter-PCR inilah yang ter-screening di sini sambil menunggu hasil PCR-nya ada," ujarnya.

Kusnanto menjelaskan, RSUD Kota Bekasi memiliki 365 tempat tidur dan 30 di antaranya disediakan di tenda darurat. Namun, pasien yang terus berdatangan menyebabkan RSUD Kehabisan tempat tidur baik di dalam rumah sakit maupun tenda darurat atau triase.

"Kapasitas bed yang kami sediakan di triase adalah 30 bed, ternyata masyarakat yang hadir untuk meminta bantuan layanan ke rumah sakit ini makin banyak dan tidak mungkin kami tolak," kata dia.

Pihaknya kemudian menambah kapasitas tempat tidur dengan membuka ruang inap satu lantai berkapasitas 45 tempat tidur.

"Supaya masyarakat tidak terlihat seperti ini (di luar tenda) di triase, luar biasa ya karena antrean begitu tinggi," ucapnya.

Selain itu, pihak RSUD Kota Bekasi juga menutup satu lorong rumah sakit dan menempatkan 15 tempat tidur pasien di lorong tersebut.

"Saya tutup satu lorong untuk penambahan bed triase, sebanyak 15 tempat tidur di lorong itu. Jadi mudah-mudahan mereka juga nyaman, petugas juga nyaman, petugas sehat selalu. Dan ini perhatian buat masyarakat ya bahwa Covid-19 itu ada dan nyata," tutur Kusnanto.

Tidak hanya itu, pihak RSUD Kota Bekasi juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk merujuk pasien ke rumah sakit lain.

"Sudah kordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk mengurai pasien-pasien rujuk ke rumah sakit tipe D, rumah sakit yang ada di Bekasi yang swasta dan kami juga rujuk ke Jakarta," ujar dia.

Dirikan tenda

Kota Bekasi, Jawa Barat, yang berbatasan dengan Ibu Kota Jakarta juga tak luput dari penambahan kasus Covid-19.

Akibatnya beberapa rumah sakit menerima banyak pasien Covid-19.

Tak terkecuali Rumah Sakit Umum Daerah (RUSD) RSUD Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi.

Di rumah sakit ini pasien Covid-19 membeludak.

Kapasitas tempat tidur di rumah sakit itu sudah tidak bisa menampung pasien yang datang.

Suasana tenda darurat RSUD Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi dipenuhi pasien yang membeludak, Kamis (24/6/2011). ()

Oleh karena itu, manajemen rumah sakit membangun tenda darurat di halaman rumah sakit.

Pantauan TribunJakarta.com, RSUD Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi sejak Selasa, (22/6/2021) membangun tenda darurat guna menampung pasien.

Tenda darurat itu berdiri di depan ruangan IGD rumah sakit.

Terdapat tiga tenda berwarna oranye dibangun di area parkir kendaraan depan IGD RSUD Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi.

Tenda darurat ini sudah beroperasi melayani pasien sejak, Rabu (23/6/2021) kemarin, terdapat sekitar kurang lebih 30 tempat tidur untuk merawat pasien.

Baca juga: PPKM Mikro Paling Efektif Tekan Lonjakan Kasus Covid-19

Suasana tenda darurat RSUD Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi dipenuhi pasien yang membeludak, Kamis (24/6/2011). (TRIBUNJAKARTA.COM/YUSUF BACHTIAR) ()

Namun, kapasitas itu rupanya tidak cukup, terlihat sejumlah pasien terpaksa tidur seadanya tanpa alas tempat tidur.

Mereka menggelar tikar seadanya, tenda darurat difungsikan sebagai triase atau tempat identifikasi awal sebelum petugas medis mengambil tindakan.

Bahkan diantara mereka, terpaksa tidur atau mendapatkan perawatan sambil duduk di atas kursi roda, selang infus bahkan alat medis menempel di tubuhnya.

Direktur Utama RSUD Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi Kusnanto mengatakan, kapasitas tenda darurat saat ini memang sudah penuh.

Padahal, pihaknya membangun tenda untuk mengantispasi adanya pasien tertolak lantaran kapasitas rumah sakit sudah membeludak.

"Hari ini kita baru pasang tenda di hari kedua, begitu pasang tenda malam, paginya sudah penuh dengan 30 bed pasien yang kita sediakan dan tenda ini adalah sebagai triase," kata Kusnanto, Kamis (24/6/2021).

Jumlah pasien semakin bertambah di ruang IGD RSUD Kota Bekasi. Menumpuknya jumlah pasien menyebabkan rumah sakit terpaksa mendirikan tenda darurat, Selasa (22/6/2021). (wartakotalive.com)

Dia menjelaskan, saat ini terdapat 368 pasien yang dirawat di RSUD Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi.

Ruangan IGD RSUD dengan dibangunnya tenda darurat, dijadikan ruang rawat inap pasien yang dapat menampung 100 tempat tidur.

"Triase ini adalah fungsinya untuk mengurai apakah pasien ini terindikasi Covid 19 atau tidak, setelah terindikasi baru masuk ke dalam ruang IGD, jadi ruang IGD yang ada sekarang kita jadikan sebagai ruang rawat inap," terangnya.

Sumber: Kompas.TV/Tribun Jakarta

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini