Ia mengatakan, tabung gas oksigen di Indonesia didapatkan dengan cara impor.
"Tabung gas kita impor dari luar khusus gas oksigen ini. Dari impor tersebut turun ke distributor dan baru hilirnya adalah ke retailer. Retailer-nya siapa? Itu rumah sakit, atau toko alat kesehatan, maupun perorangan," kata Yusri.
Ia menyebut terdapat 3 perusahaan importir tabung oksigen di Indonesia. Ketiga perusahaan tersebut berlokasi di Jakarta dan Jawa Barat.
"Impor dari luar itu kan sekitar sebulan, dua bulan. Sementara kita ketahui bersama angka Covid-19 cukup tinggi sehingga permintaan cukup tinggi," terang dia.
Yusri menuturkan, saat ini permintaan tabung oksigen yang cukup tinggi berasal dari perorangan.
"Sehingga sekarang ini ramai di toko-toko merasa kehabisan karena adanya permintaan perorangan," ujar dia.
Ia pun memastikan pasokan tabung oksigen di wilayah hukum Polda Metro Jaya tidak mengalami kelangkaan.
"Sampai saat ini produsen oksigen setiap bulan ini sebenarnya tidak berkurang, cukup sesuai dengan apa yang diproduksi oleh produsen gas oksigen," kata Yusri.
Ia mengakui adanya peningkatan permintaan tabung gas oksigen seiring dengan melonjaknya kasus positif Covid-19.
"Cuma memang ada peningkatan permintaan karena kita ketahui bersama beberapa rumah sakit rujukan Covid BOR (Bed Occupancy Ratio)-nya cukup tinggi," ujar dia.
Namun, Yusri menyebut sejumlah produsen telah menyanggupi untuk tetap memasok tabung oksigen.
"Sampai saat ini produsen masih menyanggupi, ini dari rapat koordinasi dengan produsen-produaen yang ada sudah dipanggil untuk kita tanyakan langsung," tutur Yusri.