Tanpa berbicara Iwan langsung mengangkat jempol kanannya pertanda oke.
"Mba Ana pulang dulu ya Iwan. Iwan yang kuat," tambah Ana.
Iwan kembali merespon dan mengangkat jempol kirinya.
"Jadi interaksinya hanya sebatas itu. Dia merespon dengan angkat jempol kanan dan kiri aja," ujarnya.
Keluarga tak miliki firasat
Ana mengaku keluarga, baik ayah dan adik-adik yang lain, tak memiliki firasat apapun terkait kejadian tersebut.
Melalui pesan di Facebook maupun WhatsApp, teman adiknya itu mengatakan selintas teringat Iwan.
"Ya paling firasatnya justru dari teman-temannya aja inbox dan WA saya. Pantesan Mba Ana, saya kepikiran Iwan, kangen Iwan tiba-tiba," sambungnya.
Meski begitu, Ana mengatakan keluarga justru mengingat ucapan Iwan pada bulan Juni 2021 lalu.
Ucapan singkat, namun kerap dilontarkannya kepada pihak keluarga.
Baca juga: Usai Jalani Operasi, Kondisi Dua Korban Kebakaran Lapas Tangerang Belum Stabil
"Dia kan dibui sudah dari 2016. Pas Juni kemarin kasih tahu keluarga untuk mengurus surat-surat karena dia bilang sebentar lagi mau pulang," ungkapnya.
"Iwan bentar lagi pulang, tolong dijemput. Maunya langsung ke makam mama (ke Tegal)," katanya.
"Iwan nggak mau tinggal di Jakarta maunya di kampung aja, biar deket sama mama. Urusin berkas berkas ya," lanjut Ana menirukan suara Iwan kala itu.
Lantaran pandemi, kata Ana, pengurusan tersebut harus mundur dari waktu yang ditentukan.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Perjuangan Iwan Napi Kasus Narkoba Bertahan di Tengah Panasnya Api yang Membakar Lapas Tangerang