Pelatihan pengujian kalibrasi alat Kesehatan ini semakin penting di masa pandemi Covid-19. Itu juga yang akan ditekankan oleh para pemateri yang merupakan pakar di bidangnya masing-masing, yakni Dr. H. Hendrana Tjahjadi, S.T, M.Si, konsultan, penasehat sekaligus ketua Alfakes, Torang Pangusunan Batubara, Ir.Mars, MMR, yang juga ketua panitia, Hanafi, ST, MT, Achmad Abdillah, ST, Agus Komarudin, ST, MT, Dodi Giantara, ST, Sigit Trijananto, BE, ST, Seni Purnamaningsih, ST, dan Silvia Savirawati, BE, ST.
“Belum pernah ada pelatihan dengan tujuh materi penting atau inti, baik teori dan praktik. Ini satu-satunya pelatihan yang menggunakan kurikulum Siakpel PPSDM,” terang Mujiono Oetoyo. Siakpel PPSDM adalah akronim dari sistem informasi akreditasi pelatihan Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kementerian Kesehatan.
Tujuh materi inti yang akan diuji, adalah lampu operasi, timbangan bayi, thermometer klinik, sphygmomanometer, section pump, elektrostimulator, dan ultrasoundtherapy.
Dari keterangan Mujiono Oetoyo, ini adalah adalah pelatihan pertama yang mengeluarkan tiga sertifikat sekaligus.
Pertama, dari Bapelkes Cikarang, yang memiliki nilai satu satuan kredit. Lalu, dari PT. Mitra Solusi Elektromedik (MSI), yang mengeluarkan sertifikat dengan 10 SKP (satuan kredit profesi). Terakhir, sertifikat kompetensi dari PT Medika Teknik Kontrindo.
Mujiono Oetoyo mengingatkan para peserta untuk senantiasa fokus pada praktik dan pengujian kalibrasi alkes ini. Dia mewanti-wanti tingkat kesulitan saat praktik dan ujian selama tiga hari ke depan.
“Bisa saja ada yang tidak lulus, bahkan tidak lulus semua,” katanya, khawatir. Kendati misalnya tidak lulus, semua peserta tetap dapat sertifikat, hanya sertifikat kompetensinya tidak.
Kendati demikian, Mujiono Oetoyo juga meminta agar para peserta tidak langsung nervous. Dia mengingatkan masih adanya kesempatan untuk mendapatkan sertifikat kompetensi tersebut dengan ikut serta pada kegiatan berikutnya.
“Kami sudah merencanakan untuk menggelar kegiatan ini dua bulan sekali, tempatnya tetap di Jabodetabek,” terangnya.
Dia sudah mengagendakan kegiatan berikutnya pada 8 November 2021 mendatang, dengan jumlah peserta maksimal 75 orang.
“Yang pertama ini sebenarnya kita batasi sampai 20 peserta, tetapi yang mendaftar jauh lebih banyak,” jelasnya.
Dengan 75 peserta, mereka nantinya akan dibagi dalam tig akelas.