Anies mencontohnya bencana banjir yang terjadi beberapa tahun lalu di Jakarta.
Saat itu, ada pemukiman warga yang terendam hingga 80 sentimeter.
Kemudian, salah satu rumah di pemukiman itu kemudian terbakar akibat lilin saat ada pemadaman listrik.
Mirisnya, sepasang suami-istri tewas akibat terjebak di lantai 2 rumah mereka.
Oleh karena itu, orang nomor satu di DKI ini meminta seluruh warganya menyiapkan hal-hal kecil guna menghadapi bencana banjir.
"Saya minta kepada semuanya review atas peristiwa yang terjadi di masa lalu. Siapkan itu sekarang, fase siaga itu fase mengidentifikasi semua langkah yang harus dilakukan," kata Anies.
Anies Ingatkan 3 Penyebab Banjir yang Harus Diantisipasi
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut, ada tiga penyebab banjir yang harus diantisipasi Pemprov DKI.
Pertama, ancaman banjir rob akibat naiknya tinggi muka laut di daerah pesisir utama ibu kota.
"Front pertama adalah pesisir pantai, ketika permukaan air laut meningkat maka ada kawasan di Jakarta yang berpotensi mengalami rob. Ini front pertama yang harus diantisipasi," ucapnya, Minggu (14/11/2021).
Kemudian, hujan ekstrem yang terjadi di dalam kota. Sebab, kemampuan drainase hanya bisa menampung 100 mm air hujan per hari.
Sedangkan, untuk kawasan pemukiman warga daya tampung hujannya hanya ada di angka 50 mm.
"Artinya bila dalam satu hari hujan terjadi di atas 100 mm, maka akan terjadi genangan karena kapasitas daya tampungnya satu hari 100 mm per hari," ujarnya di kawasan Pluit, Jakarta Utara.
Konduksi ini pernah terjadi di awal tahun 2020 dan 2021 lalu. Saat itu curah hujan mencapai 270 mm hingga 377 mm per hari.