"Karena itu pasti akan terjadi genangan. Ini front kedua yang harus dihadapi. Di dalam kota ketika hujan lokal intensif," tuturnya.
Terakhir ialah banjir kiriman dari wilayah hulu akibat hujan deras yang melanda kawasan pegunungan di selatan Jakarta.
Kemudian, air dari wilayah hulu itu akan mengalir ke wilayah hilir melalui 13 sungai yang alirannya melewati wilayah Jakarta.
Baca juga: Sekda DKI Tegaskan Penanganan Banjir Bukan Cuma Andalkan Sumur Resapan
"Jakarta itu satu-satunya kota di Pulau Jawa yang dilewati 13 sungai dari pegunungan," kata Anies.
Adapun kapasitas debit air yang bisa ditampung 13 sungai itu hanya berkisar di angka 2.300 meter kubik per detik.
Bila debit air melebihi angka tersebut, wilayah yang berada di bantaran kali akan terendam banjir.
"Jadi ketika volume dan debit air yang datang dari pegunungan pernah mencapai 3.300, artinya jauh lebih tinggi dari kemampuan daya tampung sungai kita, maka kanan kiri sungai akan mengalami genangan," ucapnya.
"Jadi kita akan menghadapi tiga front ini," tambahnya.
Untuk mengantisipasi tiga penyebab banjir Jakarta itu, Anies pun meminta seluruh jajarannya siap siaga.
Terlebih, ibu kota bakal terus dilanda hujan ekstrem dalam beberapa hari ke depan imbas fenomena alam La Nina.
Hal ini pun disampaikan kepada seluruh jajarannya saat apel kesiapsiagaan yang digelar di Taman Waduk Pluit, Jakarta Utara pagi tadi.
Baca juga: Bulan November Periode Ular Bertelur & Menetas, Warga Diminta Waspada Ular Berkeliaran di Permukiman
"Saya minta semuanya, review atas peristiwa yang terjadi di masa lalu. Siapkan itu sekarang, fase siaga itu fase mengidentifikasi semua langkah yang harus dilakukan, ini fase siaga sesungguhnya," ujarnya.
Artikel ini sudah pernah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Gubernur Anies Ungkap Indikator Utama Penanganan Banjir: Nomor 1 Semua Warga Selamat