Hal ini seiring berakhirnya jabatan kedua kepala daerah tersebut.
Arief menilai Anies dan Ganjar saat ini mengikuti langkah Joko Widodo yang menarik simpati masyarakat lewat pencitraan di media massa saat menjadi Gubernur DKI Jakarta hingga menjadi capres pada Pilpres 2014 lalu.
Ia memprediksi faktor jabatan publik dan sorotan media massa masih menjadi salah satu faktor penetu kandidat Pilpres 2024.
Namun, masa jabatan Anies dan Ganjar sebagai gubernur berakhir sebelum 2024 sehingga akan kehilangan popularitas.
Oleh karena itu, ia memprediksi Anies dan Ganjar tidak akan menjadi calon presiden pada Pilpres 2024.
"Dua tokoh ini akan habis baterainya tahun 2022, Ganjar dan Anies. Mau atau tidak mau, percaya atau tidak percaya, Jokowi itu hasil 'The Power of Media'. Kemampuan dari media ini bagaimana mengangkat seorang Jokowi waktu itu menjadi seorang tokoh. Nah, dua tokoh ini baterainya habis, enggak ada lagi tempat untuk pencitraan," ujarnya dalam acara Total Politik di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (5/12/2021).
Lebih lanjut, Arief mengaku belum menemukan sosok tokoh yang akan merangkul masyakat Indonesia.
Sehingga ia menyebut apa yang dilakukan Ganjar dan Anies lebih banyak bernilai pencitraan.
Survei: Anies 3 besar di Pilpres 2024
Lembaga Analis dan Konsultan Sosial Politik Indonesia, Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) kembali meluncurkan hasil survei nasional mengenai tren kandidat capres menjelang Pilpres 2024.
Hasil survei menyebutkan bila pemilihan presiden dilakukan saat ini, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo keluar sebagai pemenang dengan mendapatkan 16 persen.
Disusul Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mencapai 14 persen.
Kemudian, posisi ketiga ada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mendapatkan 13,33 persen.
Lalu Sandiaga Uno mendapatkan 6,93 persen, Airlangga Hartarto 6,25 persen sedangkan Prabowo Subianto harus rela keluar dari posisi 5 besar karena hanya mendapatkan 6 persen.